Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Foto Diduga Monster Purba Sepanjang 8.000 Km Tinggal di Samudra Atlantik

Kompas.com - 05/01/2020, 16:02 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan menyebutkan adanya hewan raksasa purba sepanjang 8.000 km yang tinggal di Samudra Atlantik beredar di Instagram pada Senin (9/12/2019).

Meski sudah hampir sebulan disebarkan, informasi ini kembali ramai pada awal tahun 2020.

Hewan raksasa purba ini disebut SCP 169. Namun, informasi ini dipastikan tidak benar. Ini konfirmasinya.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, unggahan tersebut awalnya diunggah oleh akun Instagram bernama Search For Information, @search.inf, pada Senin, 9 Desember 2019.

Unggahan yang disukai sebanyak lebih dari 50.100 kali ini menampilkan adanya siluet atau bayangan gelap yang dilihat dari luar bumi.

Siluet itu berada di tengah-tengah Samudra Atlantika.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Ya, hewan ini bernama SCP 169 yang dikenal juga dengan Leviathan. Kamu mungkin takkan pernah percaya ini, namun ukuran SCP 169 sungguh sangat besar. Bentang tubuhnya kira-kira 8 ribu kilometer. Ya, kilometer bukan meter. Kira-kira seluas Kepulauan Riau atau berkali-kalinya lebar kota Jakarta. Sangat tidak masuk akal memang ada makhluk sebesar ini, di samping tidak pernah adanya reportase soal itu.Tapi, beberapa peneliti mempercayai keberadaan monster ini dengan berbagai alasan. Dari berbagai artikel dan dokumen yang ada soal SCP 169, di sana diketahui jika ukuran makhluk ini sungguh luar biasa besar. Seperti yang disinggung sebelumnya, SCP 169 memiliki bentang tubuh yang sangat besar yakni sekitar 8 ribuan kilometer. Kalau diumpamakan seperti sebuah wilayah, SCP 169 sama seperti 10 kali ukuran Samarinda. SCP 169 diketahui tinggal di Samudera Atlantik yang berdekatan sisi dengan benua Amerika. SCP 169 diduga terus bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Pergerakannya sendiri sangatlah lamban. Hal ini cukup masuk akal mengingat ukuran SCP 169 yang terlampau besar. Sc: boombastis Follow ???? @anehdidunia_ @anehdidunia_ . Tag Siapapun! . #anehdidunia_ #searchinformation #faktaunik #faktadunia #infodunia #infounik #beritadunia #followforfollowback #uptodateinfo #wowfaktavideo #wowfakta #kamuharustahu #videoheboh #keren #cnnnews #infoheboh #indozone #lagiviral #faktadanmitos #infia #indonesia #follow4followback #wowrame #viralbanget #kamuharustau #netizen #ramebareng #dagelan #kerenabis #infiafact

A post shared by Search For Information ???? (@search.inf) on Dec 8, 2019 at 9:20pm PST

Tidak hanya foto, unggahan tersebut menjadi ramai dibicarakan lantaran panjang hewan yang disebut SCP 169 ini memiliki panjang 8.000 km.

Dengan ukuran yang besar itu, muncul sebuah narasi yang menyebut makhluk ini setara besarnya dengan 10 kali luas Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Konfirmasi Kompas.com

Benarkah informasi itu?

Akademisi Bidang Ilmu Biologi dan Bioteknologi Kelautan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Boy Rahardjo Sidharta mengungkapkan, informasi tersebut tidak benar.

Ia menegaskan, tidak pernah ada hewan raksasa seperti digambarkan dalam unggahan tersebut.

"Tidak pernah ada hewan raksasa seperti yang digambarkan di unggahan Instagram tersebut," ujar Boy kepada Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Boy mengatakan, ia sudah melakukan pengecekan ke berbagai sumber, termasuk YouTube, situs internet, khususnya SCP Foundation dan berbagai literatur lainnya, tidak menemukan penjelasan terkait SCP 169.

"Dari situs resmi SCP Foundation sendiri muncul kata kunci. Mereka adalah kumpulan orang paranormal, jadi bukan berdasar temuan ilmiah atau dengan dasar ilmu biologi," ujar Boy yang juga menjabat Kepala Laboratorium Teknobio-Industri, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini.

Dari penelusuran yang dilakukannya, situs-situs lain juga menyebut bahwa SCP Foundation merupakan komunitas yang fokus pada tema cerita fantastis, bukan ilmiah.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com