JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah melantik 12 wakil menteri padan Jumat (25/10/2019). Sebelumnya, Presiden juga telah memilih serta melantika sejumlah menteri di yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Meski demikian, banyak orang menyayangkan berkurangnya peran perempuan dalam kabinet baru ini.
Pada periode sebelumnya, jumlah perempuan terwakili dengan adanya sembilan menteri yang masuk dalam jajaran kabinetnya.
Namun saat ini, jumlah perempuan berkurang menjadi lima orang saja.
Adapun kelimanya antara lain Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
Kemudian ada pula Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah serta menteri Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak Gusti Ayu Bintang Darmavitri.
Rendahnya jumlah menteri perempuan dalam Kabinet Indonesia Maju ini dinilai menggambarkan rendahnya perhatian terhadap keterwakilan perempuan dalam politik.
Baca juga: Menteri Perempuan dalam Kabinet Indonesia Maju Lebih Sedikit Dibanding Kabinet Kerja
"Apalagi posisi menteri perempuan dapat menjadi role model yang baik bagi masyarakat tentang kehadiran perempuan dalam berpolitik dan struktur lembaga negara," ucap Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiatri kepada Kompas.com, Jumat (25/10/2019).
Meski demikian, Aisah memberi catatan. Dari aspek penempatan menteri perempuan kali ini, kabinet yang dibentuk Presiden Jokowi kal ini dapat mensinergikan menteri-menteri perempuan yang diposkan menjadi Menteri Luar Negeri, Menteri Pemberdayaan perempuan dan Anak, serta Menteri Ketenagakerjaan.
Menurut dia, penempatan sosok perempuan dalam pos-pos tersebut diharapkan dapat meenyelesaikan masalah tata kelola tenaga kerja wanita (TKW).
Aisah juga menilai, posisi menteri perempuan saat ini bisa bersinergi terlebih pada isu yang terkait dengan TKW di luar negeri.
Baca juga: Bambang Soesatyo: Presiden Jokowi Ingin Ada 8 Menteri Perempuan di Kabinet
"Hal ini penting karena problem terkait TKW selalu berulang tiap tahunnya, padahal jumlah TKW kita besar," tutur dia.
Namun meski diuntungkan dengan posisi tiga menteri perempuan yang dapat memberikan kontribusi lebih untuk isu TKW, tetapi tentu saja ada banyak isu lain terkait dengan kepentingan perempuan dan pengarusutamaan gender yang tak hanya bisa dilakukan oleh menteri perempuan, tetapi oleh semua menteri di kabinet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.