Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi 1998

Kompas.com - Diperbarui 27/03/2023, 11:16 WIB
Tri Indriawati

Penulis

KOMPAS.com - Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi atau Pembantaian Banyuwangi 1998, adalah sebuah peristiwa berdarah yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia.

Peristiwa Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi yang berlangsung pada Februari hingga September 1998, telah menewaskan ratusan orang.

Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi termasuk salah satu kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia yang belum terselesaikan hingga kini.

Meski sudah puluhan tahun berlalu, belum diketahui secara pasti motif dan siapa dalang di balik peristiwa berdarah yang juga dikenal dengan sebutan Geger Santet Banyuwangi ini.

Baca juga: Sejarah Banyuwangi Sering Dijuluki Kota Santet

Latar belakang

Peristiwa Pembantaian Banyuwangi 1998 berawal dari pendataan dukun atau orang-orang yang masih memiliki kekuatan magis oleh Purnomo Sidik, bupati Banyuwangi kala itu.

Purnomo Sidik mengirimkan radiogram kepada seluruh jajaran aparat pemerintah dari camat hingga kepala desa untuk mendata orang-orang yang dianggap dukun santet.

Radiogram itu dikeluarkan oleh bupati pada 6 Februari 1998.

Sejatinya, pendataan ini dilakukan untuk memberi perlindungan kepada orang-orang yang diduga merupakan dukun santen di Banyuwangi.

Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya. Radiogram berisi data orang-orang yang diduga dukun, bocor dan diterima oleh sekelompok orang.

Akhirnya, data tersebut justru memberi informasi kepada kelompok tertentu untuk melakukan penyisiran, kekerasan, dan pembunuhan massal terhadap orang-orang yang diduga dukun santet di Banyuwangi.

Baca juga: Mengapa Jombang Disebut Kota Santri?

Ketika radiogram dari Purnomo Sidik baru dikeluarkan pada Februari 1998, sudah terjadi pembunuhan terhadap orang-orang yang dituding sebagai dukun santet di Banyuwangi.

Sejak Januari hingga Maret 1998, dilaporkan terjadi lima kasus pembunuhan terhadap dukun santet di Banyuwangi.

Adapun korban pembunuhan telah mencapai puluhan orang pada September 1998.

Pada September 1998, Bupati Purnomo Sidik kembali mengeluarkan radiogram berisi penegasan terhadap instruksi sebelumnya, yakni pendataan orang-orang yang dinilai memiliki kekuatan magis untuk melindungi mereka dari kekerasan.

Akan tetapi, setelah dilakukan pendataan oleh pemerintah, tragedi pembantaian terhadap orang-orang yang dituding sebagai dukun santet, justru kian meluas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com