Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuknya Islam di Jawa: Proses dan Buktinya

Kompas.com - 29/04/2022, 10:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia.

Diduga, kedatangan Islam ke Nusantara untuk pertama kalinya dibawa oleh para pedagang dari Timur Tengah, Persia, dan India.

Salah satu buktinya adalah ditemukan sebuah makam atas nama Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 1082 di Desa Leran, Gresik, Jawa Timur.

Lantas, sejak kapan Islam masuk ke Pulau Jawa dan siapa yang membawanya?

Baca juga: Sejarah Masuknya Islam di Jawa Timur

Bukti masuknya Islam di Jawa

Bukti awal masuknya Islam di Jawa adalah ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Gresik, yang berasal dari abad ke-11.

Fatimah binti Maimun diperkirakan sebagai keturunan Raja Hibatullah, salah satu dinasti yang berkuasa di Liran, Persia.

Hal itu membuktikan bahwa pada abad ke-11, atau mungkin sebelumnya, sudah terdapat kelompok Islam di Gresik.

Kemudian, di Mojokerto, di sekitar kotaraja Majapahit, juga ditemukan banyak makam Islam kuno.

Berdasarkan penelusuran, makam Islam kuno tersebut berasal dari abad ke-14 atau tepatnya tahun 1374.

Dilihat dari tahunnya, makam tersebut berasal dari era pemerintahan Kerajaan Majapahit.

Baca juga: Toleransi Antarumat Beragama pada Masa Kerajaan Majapahit

Bahkan, beberapa ahli menduga bahwa makam tersebut milik keluarga Kerajaan Majapahit.

Sebelum Islam berkembang, negara terakhir yang sangat berpengaruh di Jawa adalah Kerajaan Majapahit, yang bercorak Hindu-Buddha.

Menurut B.J.O Schrieke, Islam masuk ke Jawa pada 1416, didasarkan pada berita Ma Huan.

Ma Huan adalah seorang Muslim China yang berkunjung ke pesisir Jawa pada 1416, yang kemudian menuliskan laporan dalam bukunya yang berjudul Ying-Yai Sheng-Lan (Peninjauan tentang Pantai-Pantai Samudra).

Dalam laporannya, disebutkan tentang orang-orang Islam yang tinggal di Gresik, termasuk di antaranya para pedagang dari Timur Tengah, Arab, Persia, dan India.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com