4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

KOMPAS.com - Mobilitas sosial adalah proses pergeseran masyarakat dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya, baik yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah.

Banyak hal yang menyebabkan terjadinya mobilitas sosial, salah satunya adalah adanya stratifikasi sosial yang memandang masyarakat berdasarkan kedudukan dan kelasnya.

Pada beberapa kondisi, mobilitas sosial perlu dilakukan untuk suatu tujuan tertentu, misalnya untuk menaikkan taraf hidup atau mencapai kehidupan yang lebih baik.

Untuk mencapai taraf hidup yang diinginkan, perlu adanya faktor pendukung saat melakukan mobilitas sosial. 

Baca juga: Pengertian Mobilitas Sosial, Jenis, dan Contohnya

Sayangnya, proses mobilitas sosial tidak bisa dilakukan semudah itu karena kerap kali ada penghambat yang menyebabkan suatu individu tidak bisa melakukan mobilisasi.

Ada beberapa faktor penghambat dalam mobilitas sosial. Faktor penghambat tersebut meliputi:

1. Rasialisme dan rasisme
2. Kemiskinan
3. Ketimpangan gender
4. Kolusi dan nepotisme

Baca juga: Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Rasialisme dan rasisme

Rasialisme adalah suatu pandangan yang menekankan perbedaan sosial dan budaya antar ras.

Sedangkan, rasisme adalah anggapan bahwa suatu ras lebih unggul daripada ras lainnya serta adanya prasangka buruk terhadap ras lain tersebut.

Kedua sikap ini menganggap ras yang lebih rendah tidak pantas untuk menduduki suatu posisi tertentu di masyarakat.

Secara tidak langsung, tindakan ini akan merendahkan ras tertentu dengan mengelompokkannya pada kelas-kelas sosial.

Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan prinsip diferensiasi sosial, yaitu semua ras berada pada lapisan yang sama di masyarakat. Kedudukannya setara.

Perbuatan ini bisa menghambat mobilitas sosial pada ras tertentu yang ingin mengubah taraf hidupnya hanya karena perbedaan ras.

Baca juga: Rasisme: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Menanggulangi

Kemiskinan

Saat melakukan mobilitas sosial, manusia memerlukan pengorbanan dan modal. Modal tersebut dapat berupa pendidikan, harta, maupun aspek sosial lainnya.

Namun, kondisi kemiskinan akan menyulitkan suatu individu dalam memenuhi modalnya untuk melakukan mobilitas sosial. Modal akan selalu memerlukan biaya tertentu untuk bisa dipenuhi.

Contohnya, untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi di bangku perkuliahan, mahasiswa harus mengelurkan biaya yang lebih banyak untuk membayar UKT.