KOMPAS.com – Pesan politik merupakan salah satu unsur penting dalam komunikasi politik.
Mari mengenal tentang pesan politik dan cara menyampaikannya!
Pesan politik adalah pernyataan yang disampaikan, baik secara tertulis maupun tak tertulis, secara verbal ataupun nonverbal, secara disadari maupun tidak disadari, yang mengandung bobot politik.
Bobot politik artinya muatan yang mengandung kekuasaan, termasuk bagaimana memengaruhi orang lain untuk melanggengkan kekuasaan.
Baca juga: Pengertian dan Fungsi Pendidikan Politik
Pesan politik yaitu lambang-lambang pembicaraan politik yang dapat merupakan kata-kata, gambar, serta tindakan, atau dapat berupa kombinasi dari tiga hal tersebut.
Pesan politik juga dapat dipahami sebagai informasi politik yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan melalui strategi dan metode tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Terdapat beberapa jenis cara menyampaikan pesan politik. Tiga cara menyampaikan pesan politik sebagai berikut:
Retorika adalah penggunaan seni berbahasa untuk berkomunikasi secara efektif dan persuasif.
Retorika bisa juga diartikan sebagai bentuk komunikasi dua arah, dapat berupa komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok, maupun publik, yang bertujuan untuk memengaruhi lawan bicara untuk menyamakan persepsi.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Komunikasi Politik?
Pada dasarnya, tujuan iklan politik hampir sama dengan iklan komersial yaitu guna memperkenalkan sesuatu agar khalayak dapat percaya untuk mengonsumsi atau memilih produk tertentu. Dalam iklan politik, produk tersebut dapat berupa partai politik.
Iklan politik atau iklan kampanye khususnya adalah bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mempromosikan ide yang dibawa oleh kandidat dalam kontestasi politik guna memengaruhi keputusan pemilu.
Inti dari iklan politik adalah bagaimana cara supaya sebuah partai politik mampu merekrut suara terbanyak demi kepentingan kekuasaan golongan partai politik yang bersangkutan.
Propaganda adalah salah satu bentuk komunikasi yang sangat ekstrem dalam dunia politik.
Hal tersebut dikarenakan pesan yang disampaikan dalam propaganda bersifat terus-menerus untuk menciptakan sebuah opini publik yang baru dan diharapkan menjadi kuat.
Dalam hal ini, khalayak bisa disetir oleh pemberitaan yang disampaikan oleh komunikator pesan tersebut.
Baca juga: Bagaimana Proses Komunikasi Politik?
Referensi: