KOMPAS.com – Kesantunan berbahasa merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi.
Kesantunan berbahasa adalah kesopanan dan kehalusan dalam memakai bahasa ketika berkomunikasi baik secara lisan maupun tetulis.
Sementara itu, prinsip kesantunan adalah peraturan pada percakapan yang mengatur penutur dan mitra tutur untuk memperhatikan sopan santun dalam percakapan.
Prinsip kesantunan berbahasa dapat dirumuskan menjadi enam maksim sebagai berikut:
Konsep dasar maksim kebijaksanaan dalam prinsip kesantunan adalah bahwa peserta yang bertutur hendaknya memegang prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan pribadinya dan memaksimalkan keuntungan pihak lain.
Semakin panjang tuturan seseorang, maka semakin besar pula keinginan orang tersebut untuk menyikapi lawan bicara dengan sopan.
Contoh tuturan sebagai berikut:
“Apabila tidak keberatan, mohon agar pertanyaannya diulangi lagi, Pak!”
Contoh lainnya adalah, “Apa memungkinkan bagi Anda untuk mengangkat telepon Saya?” mempunyai kadar kesantunan lebih tinggi dibandingkan “Angkat teleponku.”
Baca juga: Hakikat Keterampilan Berbahasa
Dalam maksim kedermawanan, penutur diharapkan mampu menghormati lawan tuturnya.
Maksim kedermawanan menuntut setiap peserta penuturan untuk memaksimalkan rasa hormat dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain.
Contoh tuturan adalah:
“Silakan beristirahat, Bu. Biar saya saja yang menyelesaikan laporan itu.”
Maksim penghargaan memandang bahwa seseorang akan dianggap santun apabila dalam bertutur ia selalu berusaha memberikan penghargaan kepada pihak lain.
Peserta penuturan diharapkan untuk tidak saling mengejek, mencaci, atau merendahkan pihak lain.