KOMPAS.com – Umumnya, fraksinasi senyawa bahan alam dilakukan berdasarkan pada kelarutannya terhadap pelarut dengan kepolaran yang berbeda.
Pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar. Setelah itu, residu difraksi kembali dengan pelarut lebih polar untuk melarutkan senyawa yang lebih polar.
Guna melihat pemisahan senyawa pada masing-masing fraksi dapat dilakukan menggunakan bantuan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah metode yang banyak digunakan untuk mendeteksi suatu senyawa dalam campuran berdasarkan kepolaran.
Prinsip kerja KLT adalah memisahkan sampel berdasarkan sifat polar antara sampel dengan pelarut yang dipakai.
Baca juga: Cara Memisahkan Campuran: Filtrasi, Distilasi, Kromatografi, Sublimasi
Kromatografi lapis tipis merupakan suatu metode pemisahan dengan menggunakan pelat atau lempeng kaca yang telah dilapisi oleh adsorben yang bertindak sebagai fase diam.
Sementara itu, fase gerak akan bergerak melalui fase diam sambil membawa dan memisahkan senyawa-senyawa dari campurannya di tempat totolan menurut gaya interaksi antara analit fase gerak dengan fase diam.
Metode tersebut adalah metode yang sederhana, cepat dalam pemisahan, dan cukup sensitif.
Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fitokimia. Lapisan yang menjadi pemisah terdiri atas fase diam yang diposisikan pada penyangga berupa pelat gelas atau logam tertentu.
Campuran yang akan dipisahkan berupa larutan yang ditotolkan. Selanjutnya, pelat dimasukkan ke dalam bejana tertutup rapat berisi larutan yang disebut sebagai fase gerak.
Prinsip KLT dilakukan berdasarkan penggunaan fase diam untuk memperoleh pemisahan yang baik. Kromatografi lapis tipis umumnya menggunakan fase diam berupa serbuk silika gel, selulosa, dan alumina.
Baca juga: Senyawa Non Polar: Pengertian dan Contohnya
Kelebihan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dibandingkan dengan teknik kromatografi lainnya adalah keserbagunaan, kecepatan, dan kepekaan.
Berikut penjelasannya:
Keserbagunaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) disebabkan oleh kenyataan bahwa sejumlah penyerap yang berlainan dapat disaputkan pada pelat kaca atau penyangga lain yang digunakan untuk kromatografi.
Meskipun silika gel paling banyak digunakan, lapisan dapat juga dibuat dengan alumunium oksida, kalsium hidroksida, magnesium fosfat, ceteli, dammar penukar ion, sephadex, poliamida, polivinil pirolidon, selulosa, serta campuran dua atau lebih bahan-bahan tersebut.
Kecepatan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) lebih besar karena sifat penyerap lebih padat apabila disaputkan pada pelat dan memberikan keuntungan dalam menelaah senyawa labil.
Kepekaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) disebabkan oleh pemisahan bahan yang berjumlah yang lebih sedikit dari ukuran µg.
Adapun keuntungan menggunakan kromatografi lapis tipis adalah dapat memisahkan senyawa yang amat berbeda, seperti senyawa organik alam dan senyawa organik sintesis, kompleks organik dan anorganik, serta ion organik, dengan alat yang terjangkau dan waktu yang cepat.
Baca juga: 7 Cara Pemisahan Campuran
Referensi: