Apa itu Gejala Westernisasi?

KOMPAS.com - Gejala westernisasi sering dikaitkan dengan gaya hidup ala Barat. Mulai dari pakaian hingga makanan atau budaya.

Pada satu sisi, gejala westernisasi merupakan dampak negatif globalisasi. Namun, di sisi lainnya, hal ini membawa keuntungan dalam beberapa hal.

Misal, westernisasi memadukan budaya suatu daerah dengan kebudayaan Barat. Namun, dampak negatifnya, gaya pakaiannya tidak sesuai dengan budaya khas Indonesia.

Apa yang dimaksud gejala westernisasi?

Pengertian gejala westernisasi

Dikutip dari buku Geografi Pembangunan (2020) karya Deven Fermanda, westernisasi adalah kehidupan yang mengedepankan industrialisasi dan sistem ekonomi kapitalis.

Baca juga: Perbedaan Modernisasi dan Westernisasi

Sehingga mereka yang mengusung konsep westernisasi akan memadukan kebudayaan yang dimiliki dengan budaya Barat.

Berdasarkan penjelasan tersebut, tahukah kamu apa yang dimaksud gejala westernisasi?

Menurut Wahono dan Abdul Ansar dalam Buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2019), berikut pengertian gejala westernisasi:

"Gejala westernisasi merupakan gaya hidup yang selalu berorientasi pada budaya Barat tanpa diseleksi terlebih dahulu."

Bisa juga diartikan bahwa gejala westernisasi merupakan gaya hidup ala kebarat-baratan. 

Contoh gejala westernisasi

Salah satu contoh gejala westernisasi yang bisa kita lihat saat ini adalah model pakaian perempuan dan pria Indonesia yang mengusung konsep ala Barat.

Baca juga: Westernisasi: Definisi dan Dampaknya

Sebenarnya pakaian tersebut bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

Namun, karena banyak yang menggunakannya, gaya pakaian tersebut menjadi sebuah tren yang pada akhirnya banyak ditiru.

Contoh lainnya makanan alat Barat. Orang Indonesia terbiasa makan nasi atau mi.

Tetapi karena ada banyak restoran atau kafe yang menyediakan makanan ala western, hal ini menjadi lumrah di masyarakat.

Pada akhirnya, gejala westernisasi akan berkembang luas dan memengaruhi banyak budaya.