Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/02/2022, 09:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

KOMPAS.comKomunikasi persuasif ditujukan untuk membujuk komunikan agar melakukan hal sebagaimana yang dikehendaki komunikator.

Persuasif sering digunakan dalam konteks komunikasi politik, dunia pemasaran, hingga kehidupan sehari-hari manusia.

Contohnya, komunikasi persuasif dalam periklanan. Iklan digunakan pemasar atau perusahaan sebagai alat untuk mempersuasi atau membujuk khalayak agar membeli produk atau menggunakan layanan jasa yang ditawarkan.

Apa itu komunikasi persuasif?

Pengertian komunikasi persuasif

Menurut Atep Adya Barata dalam buku Dasar-dasar Pelayanan Prima (2005), komunikasi persuasif adalah bentuk komunikasi yang dilakukan sebagai ajakan atau bujukan agar komunikan mau bertindak sesuai keinginan komunikator.

Sementara itu, dikutip dari buku Strategi Branding: Teori dan Perspektif Komunikasi dalam Bisnis (2020) oleh Bambang D. Prasetyo dan Nufian S. Febriani, Erwin P. Betinghaus mendefinisikan komunikasi persuasif sebagai berikut:

“Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilakukan untuk mengubah konsep, ide atau gagasan, perilaku seseorang, serta hubungan kegiatan antara komunikator dan komunikan, agar perilaku dan penglihatan pendengar (komunikan) dapat terpengaruhi.”

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Komunikasi Politik?

Sederhananya, komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilaksanakan untuk mengubah pandangan, pemikiran, pendapat, dan perilaku komunikannya.

Tiap komunikator memiliki tujuan yang berbeda ketika membujuk komunikannya. Agar tujuan itu tercapai, komunikator harus menguasai berbagai teknik komunikasi yang bisa menumbuhkan motivasi atau minat khalayaknya.

Tujuan komunikasi persuasif

Dilansir dari buku Komunikasi Antarpersonal (2015) karya Alo Liliweri, tujuan utama komunikasi persuasif adalah memengaruhi orang lain.

Pengaruh tersebut bisa positif dan negatif. Dikatakan positif, jika pengaruh tersebut menuntun orang lain untuk berubah menjadi lebih baik. Sedangkan disebut negatif, apabila pengaruhnya memberi dampak buruk bagi orang orang lain.

Menurut De Vito, tujuan komunikasi persuasif ialah memperkuat kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung, dengan cara menyampaikan ilustrasi dan menampilkan informasi kepada audiensi.

Baca juga: Komunikasi Pemasaran: Pengertian dan Tujuannya

Selain memperkuat kegiatan komunikasi dan memengaruhi orang lain, komunikasi persuasif juga bertujuan menegaskan serta mengubah perilaku komunikan.

Jika disimpulkan, ada tiga tujuan komunikasi persuasif, yaitu:

  1. Memengaruhi orang lain
  2. Memperkuat kegiatan komunikasi lewat penyampaian ilustrasi dan menampilkan informasi yang dapat memotivasi komunikan
  3. Menegaskan dan mengubah perilaku komunikan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com