KOMPAS.com - Framing media adalah pembingkaian media dalam memberitakan sebuah isu atau topik yang beredar di masyarakat luas.
Media dalam hal ini yaitu media berita lokal, nasional, maupun internasional.
Menurut Alex Sobur pada bukunya yang berjudul Analisis Teks Media (2015), framing merupakan teknik penyajian realitas yang tidak dimanipulasi seluruhnya, namun hanya dibelokkan secara halus, dengan menonjolkan sebagian realita atau selektif terhadap realita lainnya.
Misalnya dalam pemberitaan tentang penggusuran permukiman warga. Media yang bias terhadap pemerintah, cenderung menonjolkan dampak positif dari penggusuran.
Sebaliknya, media yang anti terhadap pemerintah, hanya menunjukkan dampak negatif yang dirasakan warga tanpa menunjukkan realitas seutuhnya.
Charlotte Ryan dalam buku berjudul Prime Time Activism: Media Strategist for Grassroots Organizing (1991) menggambarkan framing sebagai sebuah instrumen atau alat untuk mengambil informasi tentang apa yang dirasakan khalayak terhadap suatu masalah politik.
Framing adalah bentuk sudut pandang yang dipilih media untuk menyampaikan suatu isu. Contohnya, pada peristiwa tangkap tangan kepala daerah yang melakukan korupsi, media melakukan framing dengan mendiskreditkan kepala daerah tersebut.
Hal ini sesuai dengan perasaan khalayak yang kecewa dan benci terhadap kepala daerah tersebut.
Eriyanto di dalam bukunya berjudul Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik (2002) memandang framing sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang lain.
Baca juga: Media Online: Pengertian dan Fungsinya
Terdapat beberapa model analisis framing media oleh tokoh-tokoh seperti Robert N Entman, Pan & Kosicki, dan lain-lain. Berikut model analisis framing media oleh Robert N Entman dan Pan & Kosicki:
Robert N Entman di dalam buku milik Eriyanto berjudul Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik (2002), memberikan 4 tahapan dalam menganalisis framing media sebagai berikut:
Define problem (pendefinisian masalah) | Bagaimana suatu peristiwa/ isu dilihat? Sebagai masalah apa? |
Diagnose causes (memperkirakan masalah atau sumber masalah) | Peristiwa ini disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab masalah tersebut? |
Make moral judgement (membuat keputusan moral) | Nilai moral apa yang disajikan? Nilai moral apa yang dipakai untuk menjelaskan masalah? |
Treatment recommendation (menekankan penyelesaian) | Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah? |
Model ini diciptakan oleh Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki yang menganalisis framing media dalam tulisan mereka yang berjudul Framing Analysis: An Approach to News Discourse dengan empat dimensi struktur, sebagai berikut:
Struktur | Perangkat framing | Unit yang diamati |
Sintaksi (cara wartawan menyusun kata) |
1. Skema Berita | Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup |
Skrip (cara wartawan mengisahkan fakta) | 1. Kelengkapan berita | 5W+1H |
Tematik (cara wartawan menulis fakta) |
1. Detail 2. Maksud kalimat, hubungan 3. Nominalisasi antarkalimat 4. Koherensi 5. Bentuk kalimat 6. Kata ganti |
Paragraf, proposisi |
Retoris (cara wartawan menekankan fakta) |
1. Leksikon 2. Grafis 3. Metafor 4. Pengandain |
Kata, idiom, gambar atau foto, grafik |
Baca juga: Karakteristik Media Online beserta Penjelasannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.