KOMPAS.com - Bencana kekeringan menyebabkan pepohonan mati dan sumber air mengering. Akibatnya masyarakat kesusahan dalam mendapatkan pasokan air dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kekeringan tidak hanya menyusahkan masyarakat dalam mendapatkan air, tetapi juga membuat banyak masyarakat kehilangan pekerjaan.
Contohnya petani yang mengalami gagal panen, sehingga hasil produksi menurun dan warganya terancam kelaparan.
Menurut Djauhari Noor dalam buku Pengantar Mitigasi Bencana Geologi (2014), kekeringan merupakan bencana yang disebabkan oleh minimnya ketersediaan air, sehingga kebutuhan air manusia dan makhluk hidup tidak bisa tercukupi.
Baca juga: Lembaga-Lembaga yang Berperan dalam Penanggulangan Bencana Alam
Bencana kekeringan memiliki dua ciri utama, yaitu:
Kekeringan sangat berdampak pada kesehatan tubuh manusia, tumbuhan dan hewan. Jumlah pangan juga cenderung menurun saat kekeringan karena produksi pertanian mengalami gagal panen atau lainnya.
Agar bisa meminimalisir dampak bencana kekeringan, diperlukan serangkaian proses mitigasi bencana kekeringan. Bagaimana prosesnya?
Melansir dari situs BPBD DIY, proses mitigasi bencana kekeringan memerlukan peran pemerintah dan masyarakat daerah tersebut. Jika keduanya saling bekerja sama dan melengkapi, maka dampak buruk kekeringan bisa diminimalisir.
Upaya mitigasi bencana diawali dengan langkah-langkah pemerintah, seperti berikut:
Baca juga: Usaha untuk Menanggulangi Dampak dari Bencana Gunung Meletus
Proses mitigasi bencana ini bisa dibarengi dengan upaya masyarakat dalam meminimalisir dampak bencana kekeringan, yakni: