Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penaklukan Konstantinopel (1453)

Kompas.com - 24/11/2020, 16:33 WIB
Gama Prabowo,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konstantinopel merupakan kota paling penting di dunia pada abad pertengahan.

Konstantinopel memiliki letak yang sangat strategis dalam segi ekonomi maupun politik dunia.

Sejak tahun 324 Masehi hingga awal abad ke-15 Masehi Konstantinopel menjadi ibukota dari Byzantium Romawi Timur. Konstantinopel terletak di antara benua Asia dan Eropa serta dibelah oleh Selat Bosporus.

Latar Belakang

Sultan Mehmed II atau biasa disebut dengan Muhammad Al Fatih memiliki banyak alasan yang kuat untuk menaklukan Konstantinopel. Berikut merupakan latar belakang dari penaklukan Konstantinopel, yakni:

  1. Dinasti Utsmani ingin menguasai kegiatan perdagangan internasional di kawasan Konstantinopel
  2. Muhammad Al Fatih ingin meruntuhkan dominasi Byzantium Romawi Timur di kawasan Timur Tengah
  3. Menegaskan kekuatan pengaruh Islam di dunia Internasional

Baca juga: Perang Mutah (629): Latar Belakang dan Serangan Pertama

Jalannya Penaklukan

Penaklukan Konstantinopel dimulai pada 6 April 1453 Masehi. Pasukan Utsmani di bawah pimpinan Al-Fatih berjumlah 150.000 pasukan dengan senjata-senjata raksasa seperti meriam Basilika yang dibuat dengan teknologi terbaru pada masa itu.

Selama penaklukan, Al-Fatih memiliki para penasihat dan ahli perang yang bisa diandalkan. Syeh Aaq Syamsudin, Halil Pasha, dan Zaghanos Pasha adalah tiga orang tepercaya Al-Fatih dalam melakukan penaklukan Konstantinopel.

Pertempuran Konstantinopel 1453 berlangsung di darat, laut dan bawah tanah. Pertempuran darat terjadi di sekitar benteng Konstantinopel.

Sedangkan pertempuran laut berlangsung di perairan Tanduk Emas. Selain itu, pertempuran bawah tanah dilakukan melalui penggalian terowongan dari pasukan Utsmani untuk meruntuhkan struktur benteng Konstantinopel.

Penaklukan Konstantinopel tak kunjung menunjukkan hasil yang positif selama berminggu-minggu. Pasukan muslim masih belum mampu menerobos atau meruntuhkan benteng Konstantinopel.

Baca juga: Sejarah Perang Khandaq (627)

Dalam buku Bangkit Dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah (2003) karya Ali Muhammad Ash-Shalabi, momen puncak dari penaklukan Konstantinopel terjadi ketika Al-Fatih memutuskan untuk memindahkan kapal perang Utsmani dengan jalur darat untuk menghindari rantai-rantai bawah laut yang dipasang oleh Byzantium Romawi.

Hanya dalam semalam, sekitar 70 kapal bisa memasuki wilayah selat Golden Horn dan melakukan serangan secara total ke jantung pertahanan Konstantinopel. Pada 29 Mei 1453, Al-Fatih bersama pasukan Utsmani dapat menaklukan Konstantinopel secara keseluruhan.

Peta Kekaisaran Ottomanbritannica.com Peta Kekaisaran Ottoman
Dampak Penaklukan Konstantinopel

Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012) karya Wahjudi Djaja, keberhasilan penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih dan pasukan Utsmani membawa dampak yang sangat besar bagi dunia Internasional.

Baca juga: Sejarah Perang As Sawiq (624)

Berikut dampak dari kejatuhan Konstantinopel:

  • Perdagangan internasional dunia yang berpusat di Konstantinopel dapat dikuasai oleh Utsmani.
  • Munculnya era penjelajahan samudra oleh bangsa Eropa untuk mencari sumber dari komoditas perdagangan internasional
  • Berakhirnya kekuasaan imperium Romawi dan berakhirnya abad pertengahan di Eropa
  • Munculnya gerakan reformasi gereja, renesains dan masa pencerahan di Eropa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com