Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurindam: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya

Kompas.com - 28/10/2020, 15:14 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Puisi tergolong dalam beberapa jenis. Salah satunya puisi Melayu lama. Karya-karya sastra lama semacam ini sebagian besar tidak diketahui nama pengarangnya.

Namun pengaruh Arab dan Eropa sedikit banyak mengubah kebiasaan tersebut, sehingga pengarang Melayu lama mulai menandai setiap karya-karyanya.

Salah satu puisi Melayu lama adalah gurindam. Gurindam berasal dari Tamil (India). Pada dasarnya gurindam sama dengan pantun kilat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya sebagai sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat.

Isi gurindam adalah kalimat sebab-akibat dan umumnya berisi nasihat dan peringatan agar manusia hidup dengan jujur dan lurus.

Naskah gurindam yang terkenal adalah karya Raja Ali Haji. Ia adalah saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda di Riau (1844-1857).

Raja Ali Haji menulis naskah Gurindam Dua Belas di Riau pada 23 Rajab 1926 H atau 1263 Masehi.

Baca juga: Ciri-ciri Puisi Rakyat (Pantun, Gurindam, Syair)

 

Naskah Gurindam Dua Belas diterbitkan pada 1854 M dalam Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap No.II, Batavia, dengan huruf Arab dan terjemahan dalam bahasa Belanda oleh Elisa Netscher.

Gurindam Dua Belas ditulis saat Raja Ali Haji berusia 38 tahun. Gurindam ini berisi petuah dan nasihat hidup beragama. Ada pelajaran dasar tasawuf yang tersirat.

Berikut penggalan naskah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia:

Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com