Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Pantun Jenaka

Kompas.com - 28/10/2020, 14:32 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita sering menjumpai candaan berupa pantun di televisi. Sebenarnya pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama dari Melayu.

Pengemasannya yang menyenangkan, membuat pantun sering dijadikan bahan lawakan.

Dilansir dari buku Pengkajian Puisi karya Rachmat Djoko Pradopo (1990), pantun dan syair itu ditulis berdasarkan konvensi yang ketat.

Pada umumnya tiap bait terdiri dari empat bait. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ketiga dan keemat adalah isi. Sajak akhiran atau iramanya berpola a-b-a-b. Terdiri dari 8-12 suku kata.

Jenis pantun yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari salah satunya pantun jenaka. Sesuai dengan namanya, pantun ini ditujukan untuk memancing gelak tawa.

Meski pembawaannya lucu dan riang, pantun jenaka juga dapat mengandung sindiran soal kondisi sosial masyarakat.

Baca juga: Contoh Pantun Nasihat

Berikut contoh-contoh pantun jenaka:

Main karambol jadi lelah
Beli minum di Pasar Tugu
Bangun pagi siap sekolah
Ternyata ini hari minggu

Video call putus jelek sinyal
Bolos kelas jadi tekanan batin
Pantas teman dan guru tak kukenal
Masuk kelas daring sekolah lain

Dalang bangun sangat pagi
Datang untuk mengelap gong
Karena belum sikat gigi
Mulut kamu bau jigong

Di kebun menanam jamur
Malah tumbuh daun bawang
Baju baru saja dijemur
Tau-tau hujan datang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com