Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Vaksin?

Kompas.com - 20/03/2020, 14:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

Sumber WHO,hhs.gov

KOMPAS.com - Vaksin memiliki peran penting dalam menjaga tubuh tetap sehat.

Vaksin melindungi tubuh dari penyakit serius dan terkadang penyakit mematikan.

Dilansir dari laman World Helath Organization (WHO), vaksin adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit.

Vaksin membantu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan patogen sepeti virus atau bakteri. Kemudian membuat tubuh aman dari penyakit yang disebabkan virus atau bakteri tersebut.

Vaksin melindungi lebih dari 25 penyakit yang mengancam jiwa, termasuk campak, polio, tetanus, difteri, meningitis, influenza, tetanus, tpus, dan kanker serviks.

Tubuh manusia memang sudah memiliki kekebalan tubuh (imun) yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari virus atau bakteri secara otomatis.

Baca juga: Definisi Reservoir dan Carrier

Namun, sistem imun bisa melemah pada waktu tertentu, sehingga tidak cukup kuat saat melawan suatu penyakit. Hal inilah dibuatnya vaksin.

Cara kerja vaksin

Vaksin terbuat dari mikroba penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau mati. Sehingga tidak akan membuat tubuh sakit.

Vaksin membantu sistem kekebalan tubuh melakukan tugasnya dengan lebih baik dan cepat untuk melindungi diri dari penyakit serius.

Ketika seseorang mendapatkan vaksin, akan memicu respon imun dan membantu tubuh melawan, serta mengingat kuman.

Jika kuman atau penyakit meyerang kembali akan langsung direspon dengan cepat.

Vaksin memberikan kekebalan jangka panjang terhadap suatu penyakit serius tanpa risiko.

Vaksin jauh lebih aman dibandingkan kekebalan alami. Hal ini karena kekebalan alami terjadi setelah tubuh sakit. Sedangkan vaksin melindungi tubuh dari penyakit sebelum sakit.

Baca juga: Otot: Jenis, Sistem kerja, dan Gangguannya

Keamanan vaksin

Dilansir dari Health and Human Services, setiap vaksin berlisensi dan direkomendasikan harus melewati pengujian keamanan selama beberapa tahun, seperti:

  1. Pengujian dan evaluasi vaksin sebelum dilisensi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
  2. Direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
  3. Memantau keamanan vaksin setelah direkomendasikan untuk bayi, anak-anak, atau orang dewasa.

Baca juga: Pandemi, Apa itu?

proses uji coba vaksinshutterstock.com proses uji coba vaksin
Proses uji coba

Sebelum vaksin direkomendasikan untuk digunakan, harus diuji dalam laboratorium terlebih dahulu. Hal ini memakan waktu beberapa tahun.

Berikut prosesnya:

  • BPOM menggunakan informasi dari tes ini untuk memutuskan apakah akan menguji vaksin dengan orang.
  • Selama uji klinis, vaksin diuji pada 20-100 sukarelawan sebelum mencapai ribuan sukarelawan.
  • Tes ini untuk menjawab pertanyaan, apakah vaksin aman, berapa dosis yang paling baik, dan bagaimana reaksi sistem kekebalan.
  • Setiap komponen pada vaksin diuji kualitas dan keamanannya kembali.
  • BPOM kemudian bekerja sama dengan perusahaan untuk memproduksi vaksin.
  • Perusahaan yang membuat vaksin harus melakukan tes untuk memastikan vaksinnya sebagai beriku:
  1. Berfungsi seperti yang seharusnya
  2. Muirni
  3. Streil
  • BPOM meninjau kembali tes tersebut dan memeriksa pabrik tempat vaksin dibuat. Hal ini untuk memastikan bahwa vaksin memenuhi standar kualita dan keamanan.
  • Vaksin kemudian direkomendasikan kepada publik dan terus dipantau keamanannya oleh BPOM dan CDC.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com