KOMPAS.com - Kabut dan embun menjadi dua hal yang sekilas sama, namun ternyata berbeda.
Kabut sejenis awan, berada lebih dekat dengan permukaan bumi dibandingkan awan yang letaknya lebih tinggi.
Sedangkan embun adalah titik-titik air yang tidak naik ke atas, justru jatuh ke bumi dan menempel di berbagai benda, seperti daun, kaca rumah, kaca mobil, dan sejenisnya.
Lalu apa saja karakteristik kabut dan embun?
Dilansir dari National Geographic, kabut adalah awan yang menyentuh tanah. Kabut memiliki dua ukuran, yaitu tebal dan tipis.
Dalam beberapa kondisi, kabut bisa sangat tebal sehingga bisa menutupi jalan. Namun juga terkadang sangat tipis, sehingga pandangan jalan masih bisa terjaga.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kabut Beracun Tewaskan 12.000 Orang di London
Pada saat berada di puncak gunung yang tinggi, sering kali dijumpai kabut. Kabut tersebut terjadi akibat air di udara menerima kalor dari matahari sehingga menjadi uap.
Kabut muncul ketika uap air mengalami proses pencairan atau mengembun. Selama kondensasi, molekul uap air bergabung untuk membuat tetesan air kecil di udara.
Kabut dapat terlihat oleh mata karena tetesan-tetesan air yang tebal berkumpul menjadi seperti awan.
Untuk membuat kabut nampak, harus banyak uap air di udara dan area yang sangat lembab.
Selain itu, untuk membuat kabut semakin tebal harus dibantu oleh komponen sejenis polusi atau partikel yang ada di udara. Uap air mengembun di sekitar partikel polusi udara tersebut.
Kabut juga ada yang terbentuk di laut, sering disebut kabut laut. Biasanya muncul di sekitar laut atau air asin. Terbentuk ketika air mengembun di sekitar tepian laut.
Kabut bisa tiba-tiba datang, bisa juga cepat menghilang tergantung pada kelembaban dan suhu sekitarnya.
Baca juga: Proses Terjadinya Embun
Dengan adanya kabut ternyata mampu mengurangi satu dan dua kilometer jarak pandang normal.
Ada beberapa jenis kabut yang terjadi di bumi, yaitu: