Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Minum Kopi Bisa Turunkan Risiko Penyakit Parkinson

Kompas.com - 26/05/2024, 18:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah penelitian baru menemukan hubungan antara minum kopi dengan kecilnya kemungkinan terkena penyakit Parkinson.

Melihat data yang dikumpulkan dari 184.024 orang selama 13 tahun, tim peneliti internasional di balik studi ini menemukan bahwa orang yang minum kopi memiliki risiko lebih rendah terkena Parkinson dibandingkan orang yang tidak minum kopi sama sekali.

Analisis lebih lanjut terhadap sampel ratusan penderita Parkinson mengukur kadar metabolit primer kafein, paraxanthine, dan teofilin, dalam darah, dan ditemukan bahwa konsumsi kopi memiliki hubungan terbalik dengan risiko terkena Parkinson.

Sebenarnya, ini bukan penelitian pertama yang menemukan hubungan antara kopi dengan Parkinson, namun penelitian ini lebih jauh dari studi sebelumnya dalam melihat biomarker asupan kafein bertahun-tahun sebelum penyakit Parkinson didiagnosis.

Sebanyak 25 persen peminum kopi terbanyak memiliki risiko 40 persen lebih kecil untuk terkena Parkinson, dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi sama sekali. Di seluruh konsumen kopi dalam penelitian ini, pengurangan risiko yang diukur bervariasi antara sekitar 5 hingga 63 persen, bergantung negaranya.

Baca juga: Peneliti Temukan Manfaat Ampas Kopi yang Tak Terduga, Apa Itu?

Meskipun hubungan tersebut masih berlaku ketika faktor-faktor seperti merokok dan minum minuman keras diperhitungkan, hal ini masih belum cukup untuk membuktikan sebab dan akibat langsung. Namun, tampaknya ada sesuatu tentang kafein dan bahan-bahannya yang melindungi otak manusia.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, cara kafein menjaga aliran dopamin di otak mungkin menjadi penyebab efek ini. Parkinson pada otak ditandai dengan berkurangnya dopamin, akibat hilangnya sel saraf yang disebut substansia nigra.

Mengingat cara kafein mempengaruhi neuron, mungkin tidak mengherankan jika tampaknya ada hubungannya dengan penyakit neurodegeneratif. Namun, karena peneliti masih belum yakin bagaimana penyakit Parkinson bermula di otak, maka sulit untuk memastikannya.

Dengan demikian, menjadi tugas penting bagi para ahli untuk mencari tahu apa yang memicu Parkinson, apa yang mungkin memengaruhi risiko seseorang terkena penyakit ini, dan bagaimana cara menghentikannya.

Mengungkap aksi biologis kafein pada penyakit Parkinson tidak hanya membawa implikasi penting bagi kesehatan masyarakat, tetapi juga meningkatkan pemahaman tentang etiologi penyakit Parkinson dan mendorong potensi strategi pencegahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com