Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Burung Gagak Bisa Menghitung dengan Suara Keras

Kompas.com - 25/05/2024, 18:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bahwa burung gagak merupakan hewan dengan pemikiran yang kreatif dan cerdas yang luar biasa, tetapi kemampuannya yang baru ditemukan membuat para ahli tercengang.

Sebuah tim ilmuwan telah menunjukkan bahwa burung gagak dapat 'menghitung' dengan suara keras – menghasilkan sejumlah suara yang spesifik dan disengaja sebagai respons terhadap isyarat visual dan pendengaran.

Meskipun hewan lain seperti lebah madu juga menunjukkan kemampuan untuk memahami angka, bentuk spesifik dari literasi numerik ini belum teramati pada spesies non-manusia lainnya.

Menurut Diana Liao, peneliti dari Tübingen University di Jerman, menghasilkan vokalisasi dalam jumlah tertentu memerlukan kombinasi canggih antara kemampuan numerik dan kontrol vokal.

Kemampuan berhitung dengan suara keras berbeda dengan memahami angka. Hal ini tidak hanya membutuhkan pemahaman akan angka, tetapi juga kontrol vokal yang bertujuan untuk berkomunikasi. Manusia diketahui menggunakan ucapan untuk menghitung angka dan mengomunikasikan besaran.

Baca juga: Perang di Ukraina Berdampak Buruk pada Spesies Burung yang Terancam Punah

Saat balita belajar berhitung, mempelajari angka-angka tertentu yang terkait dengan besaran tertentu memerlukan sedikit waktu untuk menguasainya. Untuk sementara, anak-anak terkadang dapat menggunakan angka acak untuk menghitung vokal.

Alih-alih menghitung "satu, dua, tiga", mereka mungkin mengatakan "satu, satu, empat", atau "tiga, sepuluh, satu". Jumlah vokalisasinya benar, tetapi kata-katanya campur aduk.

Asal biologis dari penghitungan simbolis tidak diketahui, namun karena burung gagak memahami konsep numerik yang sulit seperti nol, Liao dan rekannya berpikir bahwa burung gagak merupakan kandidat yang baik untuk menyelidiki keterampilan bilangan yang lebih canggih.

Miliki kemampuan yang mirip balita manusia

Mereka melakukan penelitian terhadap tiga burung gagak bangkai (Corvus corone), yang dilatih oleh para peneliti untuk menghasilkan sejumlah vokalisasi yang bervariasi, antara satu dan empat, setelah diperlihatkan simbol atau isyarat audio yang berubah-ubah.

Setelah peneliti menghasilkan jumlah cakar yang diperlukan, burung-burung gagak kemudian harus mematuk suatu sasaran untuk menandakan bahwa mereka telah selesai.

Baca juga: Bisakah Burung Berpura-pura Terluka untuk Tipu Predator?

Ketiga burung gagak tersebut, menurut temuan para peneliti, mampu menghasilkan jumlah suara yang benar sebagai respons terhadap isyarat tersebut, dengan kesalahan sesekali yang sebagian besar muncul sebagai satu suara yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Hal ini, kata para peneliti, mirip dengan cara menghitung balita manusia, menggunakan sistem perkiraan angka non-simbolis yang direncanakan terlebih dahulu sebelum vokalisasi pertama.

Menariknya, waktu dan suara vokalisasi pertama dalam suatu rangkaian dikaitkan dengan berapa banyak vokalisasi yang dibuat selanjutnya, dan setiap vokalisasi dalam suatu rangkaian memiliki fitur akustik yang spesifik untuk tempatnya dalam rangkaian tersebut.

Hal ini sangat mengesankan bagi burung gagak karena vokalisasi yang disengaja lebih sulit dihasilkan dan memiliki waktu reaksi yang lebih lama.

Ini mungkin menunjukkan saluran komunikasi burung yang sebelumnya tidak diketahui di alam liar. Chickadee, misalnya, menghasilkan lebih banyak suara "dee" sebagai tanda peringatan terhadap predator yang lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com