Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marah Selama 8 Menit Bisa Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Kompas.com - 14/05/2024, 08:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkapkan bahwa marah, meski hanya beberapa menit, dapat mengubah fungsi pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Temuan ini bisa menjelaskan mengapa beberapa orang mengalami serangan jantung atau stroke saat dalam kondisi emosi.

Baca juga: Studi Ungkap yang Terjadi pada Tubuh Saat Marah

Hasil studi tersebut disimpulkan setelah peneliti melakukan penelitian pada orang dewasa muda yang tampaknya berada dalam kondisi kesehatan yang baik.

Dikutip dari New Scientist, Kamis (2/5/2024), dalam studi ini perserta diminta memikirkan pengalaman masa lalu yang membuat mereka marah sembari mengukur berbagai aspek kesehatan peredaran darah mereka.

Tidak satu pun dari mereka mengalami serangan jantung atau stroke selama proses ini, tetapi mereka mengalami gangguan fungsi pembuluh darah yang dikaitkan dengan kondisi tersebut.

"Hal ini menunjukkan bahwa emosi yang kuat dapat berkontribusi terhadap serangan jantung pada orang yang kesehatannya buruk," kata Daichi Shimbo dari Columbia University di New York.

Sebelumnya, penelitian lain menunjukkan bahwa serangan jantung dapat dipicu oleh pengalaman emosional yang intens.

Peneliti menemukan bahwa satu jam sebelum serangan jantung, orang-orang dua kali lebih mungkin mengalami kemarahan atau gangguan emosional dibandingkan pada periode satu jam yang sama pada hari sebelumnya. Namun, mekanisme dibalik hal ini masih belum jelas.

Untuk mengetahuinya, tim peneliti menganalisis 280 sukarelawan dan secara acak menugaskan mereka untuk menjalani salah satu dari tiga pengalaman berbeda yang menimbulkan kemarahan, kecemasan, atau kesedihan selama 8 menit.

Baca juga: 5 Penyebab Orang Mudah Marah Menurut Sains

Peneliti kemudian melakukan berbagai pengukuran, termasuk mengambil sampel darah, memeriksa tekanan darah dan mengukur kapasitas pelebaran pembuluh darah sebagai respons terhadap prosedur standar di mana aliran darah ke lengan dibatasi dan kemudian dibiarkan kembali.

Kapasitas pelebaran tersebut dianggap sebagai ukuran kesehatan pembuluh darah.

Kapasitas pelebaran yang lebih rendah dikaitkan dengan kemungkinan serangan jantung yang lebih tinggi.

Dalam penelitian tersebut, orang-orang yang diminta untuk berpikir dan berbicara tentang pengalaman terkini yang membuat mereka marah mengalami penurunan kapasitas pelebaran pembuluh darah yang berlangsung selama sekitar 40 menit.

Emosi negatif yang berulang-ulang dapat memengaruhi fisiologi kardiovaskular seiring berjalannya waktu, menyebabka kerusakan permanen,” tulis peneliti dalam studi mereka.

Sementara respons pembuluh darah tidak terjadi pada orang yang mengalami kecemasan atau kesedihan, atau pada kelompok kontrol.

"Efek kemarahan pada fungsi pembuluh darah sesuai dengan pengamatan bahwa serangan jantung kadang-kadang dipicu oleh emosi yang kuat," kata Andrew Steptoe dari University College London.

Namun, tidak mudah bagi setiap orang untuk mengontrol emosi marah.

Baca juga: Mengapa Beberapa Orang Menangis Saat Marah?

Lebih lanjut, Glenn Levine dari Baylor College of Medicine di Houston, Texas, menambahkan, meski tidak semua mekanisme bagaimana keadaan psikologis berdampak pada kesehatan jantung dijelaskan, penelitian ini jelas membawa kita selangkah lebih dekat untuk mendefinisikan mekanisme tersebut.

Studi dipublikasikan di Journal of the American Heart Association.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com