Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Menggosokkan Batu pada Baja Bisa Menyalakan Api?

Kompas.com - 09/05/2024, 16:37 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Kita bisa membuat api dengan menggosokkan batu pada sepotong baja. Ini merupakan salah satu metode menyalakan api dengan tujuan yang sama dengan metode lainnya, yakni menghasilkan panas yang cukup untuk menyalakan sumber bahan bakar.

Peter Sunderland, ilmuwan di Universitas Maryland, menjelaskan, ketika dikikis, batu dan baja dapat menghasilkan panas dengan cepat karena besi di dalam baja bereaksi dengan udara di sekitarnya ketika batu tersebut terkikis.

Sunderland mengatakan, beginilah cara kerja pemantik api klasik; setiap gerakan roda menggesekkan batu pada baja, memicu bahan bakar butana di dalamnya dan menghasilkan nyala api.

Namun, untuk memahami secara pasti mengapa kombinasi ini begitu efektif untuk membuat api, diperlukan penggalian kimia oksidasi.

Proses kimia terbentuknya api dari baja dan batu

Oksidasi adalah ketika suatu unsur atau senyawa kimia bergabung dengan oksigen, dan mengubah sifat-sifatnya. Jika proses ini terjadi pada besi maka disebut dengan karat. Menggunakan batu dan baja untuk menyalakan api memanfaatkan efek samping oksidasi, yakni panas.

 Baca juga: Bukan Warna Merah, Ternyata Api Paling Panas Berwarna Biru

Manusia purba membuat perkakas dari batu karena batu tersebut dapat dibentuk menjadi mata panah dan bilah yang tajam. Batu jauh lebih keras daripada baja, jadi jika keduanya ditumbuk bersamaan, akan terbentuk potongan-potongan kecil besi dari baja tersebut.

Besi sangat mudah teroksidasi ketika terkena udara, namun prosesnya biasanya terjadi sangat lambat. Misalnya, mobil yang terbengkalai akan memakan waktu bertahun-tahun untuk tertutup karat.

Namun, partikel besi kecil dari baja ini teroksidasi dalam sepersekian detik, meski tidak terlihat berkarat jika dilihat dengan mata telanjang. Hal ini menimbulkan percikan api yang sangat panas.

Prosesnya terjadi begitu cepat karena potongan-potongan besi tersebut memiliki luas permukaan yang jauh lebih besar dibandingkan potongan besi berukuran besar.

Sunderland mengatakan, yang penting adalah rasio permukaan terhadap volume. Karena dengan serutan besi kecil, yang pada dasarnya volumenya nol, luas permukaannya menjadi banyak.

Baca juga: Kapan Manusia Menemukan Cara Menggunakan Api?

Jadi, ketika sepotong kecil besi terkelupas, banyak atom besi yang tiba-tiba terpapar ke udara dan dapat teroksidasi sekaligus. Reaksi kimia dengan cepat menghasilkan sejumlah besar energi dalam bentuk panas. Dan jika cukup banyak serutan besi panas yang jatuh ke dalam tumpukan daun atau ranting kering, maka api dapat dinyalakan.

Sulit untuk mengubah percikan api menjadi nyala api, jadi akan sangat membantu jika ada sesuatu yang dapat membuat percikan api lebih mudah menyala untuk mempercepat prosesnya. Serutan baja bekerja dengan baik, karena ia akan menyala ketika percikan api mendarat di atasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com