Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/12/2023, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Seekor ular berkepala dua pernah ditemukan di Florida. Ular itu dibawa oleh kucing peliharaan ke rumah pemiliknya.

Ular yang diberi nama Dos tersebut kemudian dibawa ke Florida Wildlife Conservation’s Fish and Wildlife Research Institute agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Mengapa ada ular berkepala dua?

Ular berkepala dua atau bicephaly mulai terbentuk ketika embrio membelah menjadi kembar identik, tetapi tidak terpisah sepenuhnya.

Kondisi ini tidak hanya terjadi pada ular. Pada manusia, bicephaly menghasilkan bayi kembar siam.

Sepasang kembar siam dapat dihubungkan pada titik mana pun di sepanjang tulang belakang dan berbagi organ yang berbeda, bergantung di mana mereka terhubung.

Baca juga: Mengapa Ular Tidak Memiliki Kaki?

Meski sulit dipastikan, perkawinan sedarah dalam penangkaran dapat menyebabkan lebih banyak kelahiran ular berkepala dua.

Namun, menurut Van Wallach, peneliti di Museum of Comparative Zoology, Harvard University, tidak ada statistik yang tersedia untuk hal ini karena mayoritas ular berkepala dua tidak dapat bertahan lama setelah lahir di alam liar.

Pasalnya, mereka biasanya hanya bertahan selama beberapa minggu sehingga mereka sulit ditemukan dan didokumentasikan para peneliti.

Namun, sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 2013 di Journal of Comparative Pathology menemukan, dari 4.087 telur viper yang diteliti, tiga menetas dengan bicephaly dan dari 324 tukik ular derik, tidak ada yang memiliki bicephaly.

Menurut ahli, hewan-hewan berkepala dua ini tidak boleh dianggap makhluk aneh. Mereka merupakan organisme dengan motivasi dan individualitas yang sama seperti yang lain.

Baca juga: Apakah Ular Piton Bisa Berenang?

Selain itu, mempelajari hewan unik ini mungkin memberikan beberapa wawasan tentang masalah kelangsungan hidup yang dihadapi oleh kembar siam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com