Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Minum Susu Sebabkan Tubuh Memproduksi Lebih Banyak Lendir?

Kompas.com - 01/12/2023, 15:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Susu merupakan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia, termasuk manusia.

Susu sapi utuh mengandung sekitar 87% air. Sementara itu, 13% sisanya mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

Susu juga merupakan sumber dari kalsium, protein, vitamin B2 (riboflavin), vitamin B12, kalium, fosfor, vitamin A, dan Vitamin D yang ditambahkan selama pemrosesan.

Melihat kandungan nutrisinya, susu merupakan minuman yang baik untuk kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa minum susu menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak lendir. Benarkah demikian?

Mitos susu dan produksi lendir di tubuh

Menurut Ian Balfour-Lynn, ahli paru anak di Rumah Sakit Royal Brompton, Inggris, minum susu dapat menyebabkan produksi lebih banyak lendir lengket di saluran udara tubuh adalah mitor yang sepenuhnya salah.

Baca juga: Apa yang Terjadi Saat Susu Basi?

Jika orang-orang menganggap mitos ini sebagai anjuran medis yang benar, hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang serius, yakni orangtua tidak memberikan susu kepada anak-anak sehingga dapat menghambat mereka untuk mendapatkan cukup kalsium, vitamin dan kalori.

Penelitian menunjukkan, anak-anak yang kurang minum susu juga lebih rentan mengalami patah tulang dan perawakan pendek.

Tidak jelas kapan tepatnya mitos ini beredar. Bisa jadi hal itu datang dari Moses Maimonides (1135-1204), seorang filsuf dan dokter yang menulis bahwa susu menyebabkan “rasa sesak di kepala”.

Balfour-Lynn dalam artikelnya di jurnal Archives of Disease in Childhood mengatakan, teks pengobatan tradisional Tiongkok juga mengaitkan konsumsi produk susu dengan "efek melembapkan dan dahak yang lebih kental".

Mitos ini mungkin bertahan karena sifat unik susu. Susu adalah emulsi, artinya susu memiliki tetesan satu cairan yang tersuspensi dalam cairan lain.

Baca juga: Apa Manfaat Minum Teh Susu untuk Kesehatan?

Saat seseorang meminum susu, susu tersebut bercampur dengan air liurnya. Senyawa lengket dalam air liur dapat meningkatkan kekentalan dan volume susu.

Balfour-Lynn menjelaskan, ketebalan lapisan mulut dan rasa setelahnya, ketika sejumlah kecil emulsi tertinggal di mulut setelah tertelan, mungkin membuat orang berpikir bahwa minum susu menyebabkan lonjakan lendir secara tiba-tiba.

Penjelasan potensial lain atas mitos ini adalah ketika susu terurai, ia melepaskan protein yang diketahui meningkatkan aktivitas gen yang terlibat dalam produksi lendir. Namun, produksi lendir ini terjadi di usus, bukan di saluran pernapasan.

Lendir ini dapat mempengaruhi saluran pernapasan hanya jika usus dilemahkan oleh infeksi, yang memungkinkan lendir tersebut berpindah ke tempat lain di tubuh.

Balfour-Lynn mengungkapkan, hal ini tidak akan terjadi pada flu biasa, meski mungkin saja terjadi pada penderita fibrosis kistik, yang terkadang disertai peradangan usus.

Baca juga: Bolehkah Memberi Susu Kental Manis pada Anak?

Namun, penelitian kecil yang dilakukan pada tahun 1948 menunjukkan bahwa minum susu tidak berhubungan dengan peningkatan lendir di saluran pernapasan.

Secara keseluruhan, meskipun tekstur susu dapat membuat beberapa orang merasakan lendir dan air liur mereka lebih kental dan sulit ditelan, tidak ada bukti (dan bahkan bukti sebaliknya) bahwa susu menyebabkan sekresi lendir yang berlebihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com