Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2023, 07:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Seperti setiap spesies atau ekosistem, hutan juga memiliki "tanggal lahir" yang menjadi tanda permulaan munculnya hutan di Bumi.

Berawal dari ratusan juta tahun yang lalu, berikut adalah awal mula kemunculan hutan di planet kita.

Awal mula hutan di Bumi

Dilansir dari Live Science, meskipun tumbuhan pertama kali muncul di daratan sekitar 470 juta tahun yang lalu, pepohonan dan hutan baru muncul sekitar 390 juta tahun yang lalu.

Menurut Chris Berry, ahli paleobotani di Cardiff University, Inggris, selama periode tersebut, kehidupan tumbuhan secara perlahan mengembangkan prekursor genetik yang diperlukan untuk menghasilkan pohon, yang kemudian mengungguli tumbuhan lain.

Pada tahun 2019, Berry dan rekannya melaporkan temuan hutan tertua yang pernah tercatat di jurnal Current Biology.

Baca juga: El Nino Sebabkan Amazon dan Hutan Tropis di Indonesia Alami Kekeringan

Hutan yang ditemukan di Kairo, Greeny County, New York, Amerika Serikat, ini mengungkapkan bahwa ciri-ciri khas pohon dan hutan, yaitu kayu, akar, dan daun di tengah populasi puluhan tanaman, muncul jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya; pada awal periode Devonian, 385 juta tahun yang lalu.

Situs di Kairo mengawetkan fosil sistem akar pohon-pohon kuno yang menunjukkan dengan tepat tempat pohon-pohon tersebut berada.

Berry mengatakan, para peneliti tidak melihat fosil pohon-pohon tersebut, namun melihat peta tempat pohon-pohon itu berdiri sehingga yang mereka pelajari adalah ekologi hutan.

Peta "fosil" tersebut menampilkan Archaeopteris, tanaman purba yang memiliki akar kayu besar dan cabang kayu dengan daun sebagaimana pohon modern.

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim, Pohon Hutan Hujan Tropis Gagal Berfotosintesis

Sebelumnya, penemuan Archaeopteris paling awal yang diketahui menunjukkan kelahiran tumbuhan tersebut 20 juta tahun kemudian.

Lebih lanjut, Berry menjelaskan, perkembangan hutan awal ini bergantung pada evolusi prekursor untuk menentukan ciri-ciri pohon.

Berry menduga pemicunya adalah evolusioner, yakni perkembangan anatomi yang memungkinkan percabangan lebih kompleks. Anatomi seperti itu muncul ketika tumbuhan telah mengembangkan perangkat genetik untuk dapat membangun struktur mirip pohon.

Menurut dua laporan dari Brooklyn Botanic Garden, sistem percabangan awal, misalnya, berkembang tepat sebelum masa Devonian, yakni pada periode Silur (443,8 juta hingga 419,2 juta tahun yang lalu), sedangkan akar tumbuhan pertama muncul pada masa awal Devonian.

Sifat-sifat pohon kemudian memberikan keuntungan besar, terutama kemampuannya untuk menyerap sinar matahari.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Bumi jika Hutan Hujan Amazon Terbakar Habis?

Namun, beberapa perubahan lingkungan mungkin telah menyebabkan setidaknya satu fitur pohon yang penting. Megafil, daun yang umum ditemui saat ini dan bercirikan urat bercabang, dapat tumbuh jauh lebih besar dibandingkan pendahulunya sehingga menyerap lebih banyak sinar matahari.

Megafil pertama kali muncul sekitar 390 juta tahun yang lalu, tetapi awalnya kecil dan menyebar luas baru 30 juta tahun kemudian, pada akhir masa Devonian.

Penundaan ini terjadi karena tingkat karbon dioksida yang tinggi membuat Bumi terlalu panas untuk menampung daun-daun megafil berukuran besar. Megafil hanya akan menyerap terlalu banyak sinar matahari dan menjadi terlalu panas.

Namun, menurunnya kadar karbon dioksida di masa Devonian memberikan manfaat ganda bagi megafil, yakni pengurangan gas rumah kaca yang mendinginkan Bumi, sementara megafil yang besar dapat masuk ke dalam lebih banyak pori-pori, yang disebut stomata, untuk menyerap tingkat karbon dioksida yang semakin berkurang.

Daun-daun tersebut kemudian dapat membantu mendorong revolusi hutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com