Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Dampak Nilai Oktan Bensin Terhadap Polusi Udara?

Kompas.com - 08/09/2023, 16:00 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nilai oktan merupakan salah satu hal esensial pada bensin. Ini juga berpengaruh terhadap harga jenis bahan bakar di pasaran dan performa mesin kendaraan.

Selain itu, nilai oktan bahan bakar juga mempunyai dampak terhadap polusi udara.

Seperti diberitakan kanal Youtube Kompas.com, Kamis (31/8/2023), isu kajian penggantian bensin Pertalite dengan Pertamax Green 92 dalam rangka penurunan emisi disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina dalam forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR pada Rabu, 30 Agustus 2023 lalu.

Penurunan emisi kendaraan diharapkan dapat dicapai karena nilai oktan atau Research Octane Number (RON) Pertamax Green 92 dinilai lebih baik daripada Pertalite.

Lantas, apa sebenarnya dampak nilai oktan bensin terhadap polusi udara?

Baca juga: Apakah Dampak Polusi Udara pada Kesehatan Anak?

Dampak nilai oktan terhadap polusi udara

Dilansir dari ThoughtCo., Senin (9/9/2019), A. M. Helmenstine, doktor ilmu biomedis dari University of Tennessee, menjelaskan nilai oktan menunjukkan ketahanan suatu bensin terhadap knocking atau suara ketukan pada mesin kendaraan akibat pembakaran yang tidak sempurna.

Nancy E. Carpenter dalam Chemistry of Sustainable Energy pada tahun 2014 menjelaskan, saat digunakan menjadi bahan bakar kendaraan bermesin, idealnya bensin berubah menjadi gas karbon dioksida dan air, sebagaimana reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon terjadi.

Hasil pembakaran bensin yang terbentuk berupa gas karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), dan materi partikulat lainnya (PM).

Hal ini terjadi karena udara yang memicu terjadinya pembakaran pada mesin kendaraan bukanlah gas oksigen (O2) murni, melainkan berupa udara yang terdiri atas beragam zat pengotor.

Melihat fakta ini, tentu saja knocking akan menghasilkan emisi yang lebih banyak karena pembakaran pada mesin terjadi secara tidak sempurna.

Dengan demikian, nilai oktan bahan bakar kendaraan berpengaruh terhadap polusi udara, karena bensin dengan nilai oktan yang tidak sesuai dapat memicu dilepaskannya lebih banyak gas penyebab polusi.

Baca juga: Apakah Dampak El Nino pada Kehidupan Manusia?

 

Hubungan nilai oktan dengan knocking mesin kendaraan

Dikutip dari situs resmi Pertamina, Rabu (15/12/21), knocking terjadi karena ketidaksesuaian nilai oktan bensin terhadap komponen mesin kendaraan yang digunakan.

Pada mesin dengan kompresi rendah, seperti mesin kendaraan industri atau mobil klasik, bahan bakar kendaraan dengan nilai oktan rendah tidak bermasalah untuk digunakan.

Sementara itu, mesin kendaraan yang berkompresi tinggi membutuhkan bensin dengan nilai oktan yang tinggi pula.

Knocking dapat dihindari dengan menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan atau RON yang sesuai terhadap kebutuhan dan komponen mesin.

Nilai oktan yang lebih baik di Indonesia

Cahyo S. Wibowo dalam jurnal Lembaran Publikasi Gas dan Minyak Bumi LEMIGAS tahun 2015 menjelaskan, 70 persen dari populasi kendaraan bermotor roda empat tipe sedan dan penggerak dua roda (tipe 4x2) di Indonesia membutuhkan bahan bakar dengan RON di atas 90, karena memiliki jenis mesin dengan rasio kompresi tinggi.

Maka dari itu, bahan bakar minyak dengan nilai oktan lebih tinggi, seperti Pertamax Green 92 dengan RON 92 dinilai lebih baik untuk digunakan di Indonesia.

 Baca juga: Apakah Dampak Fenomena El Nino pada Suhu Global?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com