Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Daun Kratom Si Opioid Alami, Apa Saja Bahaya dan Potensinya?

Kompas.com - 02/05/2023, 14:00 WIB
The Conversation,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Oleh: C. Michael White

TERKAIT krisis kecanduan opioid, tampaknya tidak masuk akal bahwa opioid adalah hal legal untuk digunakan di Amerika Serikat dan dapat dibeli di toko teh, toko serba ada, melalui internet, dan, ya, bahkan dari mesin penjual otomatis.

Baca juga: Menurut Pakar Adiksi, Perlu Kajian Sebelum BNN Larang Daun Kratom

Namun, daun kratom bukanlah opioid biasa. Badan Penegakan Narkoba Amerika Serikat (DEA) menemukan hal ini ketika mereka mencoba untuk melarang tanaman ini pada tahun 2016.

Protes dari para pengguna dan 51 anggota kongres di seluruh Amerika dari kedua partai politik sangat keras. DEA sejak itu membatalkan upaya untuk melarang kratom, meskipun penggunaannya dilarang di Alabama, Arkansas, Indiana, Tennessee, Vermont, Wisconsin, dan Louisiana.

Baru-baru ini, pada 14 November 2017, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengeluarkan peringatan publik tentang daun kratom, mengutip 36 kematian yang dikaitkan dengan penggunaan kratom.

Daun kratom merupakan perpaduan antara produk alami dan obat yang disalahgunakan, area yang telah saya jelajahi sebagai peneliti farmakologi klinis dan apoteker selama dua dekade.

Dari obat penurun berat badan hingga obat untuk PTSD, pengalaman telah mengajari saya bahwa produk alami tidak selalu aman dan obat-obatan terlarang sebenarnya dapat bermanfaat bagi beberapa pasien.

Mengenal tanaman kratom

Ribuan orang menggunakan tanaman kratom yang tumbuh secara alami di Thailand, Malaysia, Indonesia dan Papua Nugini, untuk menghilangkan rasa sakit karena percaya bahwa ramuan alami itu aman. Namun, kita tidak cukup tahu tentang ramuan ini untuk menganggapnya aman atau efektif.

Kita tahu bahwa tanaman kratom memiliki efek pereda nyeri yang sangat ringan dan sedikit efek stimulan. Ini membawa risiko rendah untuk berhenti bernapas, risiko utama dari opioid yang lebih kuat.

Baca juga: Daun Kratom, Benarkah Bikin Kecanduan dan Bisa Mematikan?

Efek opioid dari tanaman kratom berasal dari dua bahan kimia yang kuat, mitragynine dan 7-hydroxymitragynine dalam daun kratom. Mitragynine lebih menonjol dan memiliki efek opioid yang sangat ringan, sedangkan 7-hydroxymitragynine 13 kali lebih kuat dari morfin.

Namun hanya karena kratom tidak seberbahaya heroin dan fentanil, bukan berarti kratom bebas dari efek samping. Faktanya, mereka semua sangat adiktif.

Dalam sebuah penilaian terhadap 660 panggilan tentang kratom ke pusat pengendalian racun Amerika Serikat dari tahun 2010-2015, beberapa efek samping utamanya adalah jantung yang berdebar kencang, agitasi atau mudah tersinggung, rasa kantuk, mual, dan tekanan darah tinggi.

Efek samping yang dialami oleh 42 persen dan 7 persen orang berada pada level sedang atau parah.

Selain itu, tidak seperti obat resep, jumlah bahan aktif dalam produk kratom yang tidak diatur dapat berubah dari waktu ke waktu atau dapat dipalsukan dengan produk lain.

Dalam sebuah penilaian terhadap beberapa produk kratom yang dijual secara komersial di dunia Barat, konsentrasi 7-hydroxymitragynine secara substansial lebih tinggi daripada yang dapat dicapai secara alami, yang meniadakan manfaat keamanan penggunaan kratom dibandingkan opioid lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com