Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2023, 06:00 WIB
The Conversation,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Oleh: Peter Watson*

PERJALANAN Waktu (time travel) sering muncul dalam budaya populer, dengan alur cerita perjalanan waktu yang sangat banyak di film, televisi, dan karya sastra.

Namun, ini sebenarnya merupakan gagasan lama: ada argumen yang mengatakan bahwa tragedi Yunani Oedipus Rex, yang ditulis oleh Sophocles lebih dari 2.500 tahun yang lalu, adalah kisah perjalanan waktu pertama.

Baca juga: Fisikawan: Ada 2 Jenis Perjalanan Waktu, Salah Satunya Bisa Dilakukan

Akan tetapi, apakah perjalanan waktu sebenarnya mungkin dilakukan? Mengingat popularitas konsep tersebut, ini adalah pertanyaan yang wajar.

Sebagai seorang ahli fisika teoretis, saya menemukan bahwa ada beberapa kemungkinan jawaban untuk pertanyaan ini, dan tidak semuanya kontradiktif.

Jawaban paling sederhana adalah bahwa perjalanan waktu tidak mungkin dilakukan karena jika demikian, kita sudah melakukannya.

Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa perjalan waktu bertentangan dengan hukum fisika, seperti hukum kedua termodinamika atau relativitas.

Ada juga tantangan teknis: perjalanan waktu mungkin dilakukan tetapi akan membutuhkan energi yang sangat besar.

Ada juga paradoks perjalanan waktu; kita dapat — secara hipotetis — menyelesaikannya jika kehendak bebas merupakan ilusi, terdapat banyak dunia, atau masa lalu hanya dapat disaksikan tetapi tidak dialami.

Mungkin perjalanan waktu tidak mungkin dilakukan hanya karena waktu harus berjalan secara linier, dan kita tidak memiliki kendali atasnya, atau mungkin waktu merupakan ilusi dan perjalanan waktu tidaklah relevan.

Hukum fisika

Karena teori relativitas Albert Einstein — yang menggambarkan sifat waktu, ruang, dan gravitasi — adalah teori waktu yang paling mendalam, kita cenderung berpikir bahwa perjalanan waktu bertentangan dengan relativitas.

Baca juga: Seberapa Faktualkah Perjalanan Waktu seperti di Film Sci-Fi?

Sayangnya, salah satu kolega Einstein dari Institute for Advanced Study di Amerika Serikat, Kurt Gödel, menciptakan alam semesta di mana perjalanan waktu dapat dilakukan dan masa lalu dan masa depan saling terkait.

Kita sebenarnya dapat merancang mesin waktu, tetapi sebagian besar (pada prinsipnya) memerlukan energi negatif, atau massa negatif, yang tampaknya tidak ada di alam semesta kita.

Jika kita menjatuhkan bola tenis bermassa negatif, bola itu akan jatuh ke atas. Argumen ini sedikit tidak memuaskan karena hanya melibatkan sebuah gagasan lain yang sulit dipahami dalam menjelaskan mengapa kita tidak dapat melakukan perjalanan waktu dalam praktik.

Ahli fisika matematika Frank Tripler mencetuskan konsep mesin waktu yang tidak melibatkan massa negatif, tetapi membutuhkan lebih banyak energi daripada yang tersedia di alam semesta.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com