Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Migrasi Manusia Purba Melalui Asia Tenggara, Pemakaman Kuno Ini Jadi Petunjuk

Kompas.com - 29/08/2022, 20:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkap bagaimana ritual penguburan manusia purba sekaligus pola migrasi mereka saat melalui Asia Tenggara, terutama saat melewati Kepulauan Sunda Kecil di Indonesia.

Studi tersebut terungkap berdasarkan tiga kerangka yang ditemukan di antara batu yang dihiasi seni cadas dengan pigmen merah. Kerangka tersebut ditemukan di Pulau Alor.

"Pemakaman adalah manifestasi budaya yang unik untuk menyelidiki gelombang migrasi dari periode Pleistosen ke periode Holosen di Asia Tenggara," ungkap Sofia Samper-Carro, arkeolog dari Australian National University.

"Dari pemosisian dan perawatan jenazah hingga ada atau tidak adanya barang di kuburan menunjukkan bahwa situs pemakaman Asia Tenggara menawarkan berbagai ekspresi sosial terkait dengan deposisi orang yang sudah meninggal," tulis Samper-Carro bersama timnya dalam makalah mereka.

Dikutip dari Science Alert, Senin (29/8/2022) penelitian sebelumnya menunjukkan Asia Tenggara sebagai tempat peleburan manusia purba yang bermigrasi dan kawin silang dalam lanskap yang sangat berbeda selama Plesitosen.

Itu terjadi karena manusia purba ini diperkirakan melintasi pulau, lautan di Asia Tenggara sebelum bergerak menuju ke Selatan sampai mereka menyeberangi Wallace dan Australia yang saat itu terhubung dengan Nugini sebagai bagian dari daratan yang jauh lebih besar, disebut Sahul.

Baca juga: Migrasi Manusia Modern Indonesia Telah Berlangsung sejak 50.000 Tahun Lalu

Namun dengan begitu banyak kemungkinan rute dan sedikit bukti arkeologis, sulit untuk menentukan dengan tepat ke arah mana dan kapan manusia purba melakukan migrasi itu.

Samper-Carro dan rekan-rekannya pun mulai mengumpulkan gambaran yang lebih lengkap mengenai migrasi manusia yang bergerak melalui pulau-pulau di tenggara Indonesia serta menggambarkan sisa-sisa manusia paling awal di daerah tersebut.

Analisis komparatif dari penggalian menunjukkan ada empat gelombang migrasi melalui Kepulauan Sunda Kecil, termasuk Flores, di mana para peneliti juga menemukan Homo floresiensis.

"Penggalian pertama kali pada tahun 2014 menemukan kail ikan dan tengkorak manusia yang berusia lebih dari 12.000 tahun," papar Samper-Carro.

Tapi ketika para peneliti kembali empat tahun kemudian untuk menggali lebih lanjut situs pemakaman, mereka menemukan dua mayat lagi yang terkubur di posisi berbeda, satu di atas yang lain.

Kerangka manusia purba pertama, berusia sekitar 7.500 tahun diletakkan di pemakaman kuno berbentuk oval yang dipenuhi dengan serpihan cangkang dan dibingkai oleh bebatuan berwarna oker.

Baca juga: Manusia Purba Berkali-kali Migrasi ke Jazirah Arab karena Perubahan Iklim

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com