Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Paleogenomik yang Disebut Bisa Ungkap Asal-usul Leluhur Orang Indonesia?

Kompas.com - 04/08/2022, 13:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti utama Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN), Prof dr Herawati Sudoyo, PhD, mengatakan, paleogenomik dapat membantu para ahli dalam melakukan penelitian.

Hal itu bisa mengungkapkan asal-usul leluhur bangsa Indonesia. Lantas, apa itu paleogenomik?

Dijelaskan oleh Herawati, paleogenomik adalah ilmu yang mempelajari materi genetik yang berasal dari sisa-sisa peninggalan organisme purba di masa lampau.

Baca juga: Fosil Tengkorak Manusia Purba Berusia 3,4 Juta Tahun Ditemukan di Goa Afrika Selatan

Paleogenomik, lanjut dia, merupakan suatu bidang yang memerlukan pengetahuan dan tekonologi tercanggih.

Namun, berkaitan dengan ini, Indonesia masih memiliki keterbatasan mendapatkan materi genetik purba. Sebab, iklim torpis dan lembap cenderung merusak spesimen, maupun materi gentik yang ada di dalamnya.

"Pendekatan paleogenomik ini yang harus kita lakukan, tetapi SDM dan sarananya masih sangat terbatas," ungkap Herawati dalam webinar Menyingkap Misteri Asal Usul Leluhur Kita, Genetik Purba dan Budaya Prasejarah Nusantara, yang digelar pada Selasa (2/8/2022).

"Oleh karena itu, kita tidak boleh menutup kemungkinan untuk melakukan kolaborasi dengan para peneliti di tempat yang memeiliki infrastruktur dan pengetahuan yang termutakhir," tambahnya lagi.

Menurut Herawati, saat ini merupakan era riset genomik, di mana informasi genetika dilihat secara total.

Maka untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi dan zaman dalam menghasilkan studi yang bisa dipublikasikan, tidak ada jalan lain bagi peneliti Indonesia menggunakan paleogenomik.

”Karena tidak semua jawaban ada di data genom manusia yang hidup saat ini, paleogenomik menjadi sangat penting. Ini jauh lebih sulit daripada mempelajari manusia modern," imbuhnya.

Kolaborasi penelitian

Prof Herawati berujar, MRIN membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan peneliti lain yang memiliki teknologi termutakhir, sehingga dapat dimanfaatkan hasilnya.

Adapun salah satu kolaborasi yang baru saja dilakukan ialah penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) atau nota kesepakatan dengan Pusat Riset Arkeologi Sejarah dan Prasejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kerja sama riset genetika dan arkeologi itu, diharapkan bisa meneruskan apa yang telah dirintisnya dahulu di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

”Kerja sama ini diharapkan bisa menjawab berbagai pertanyaan yang sampai saat ini belum terjawab dengan pasti,” katanya.

Baca juga: Tak Ada Pribumi, Begini Tes DNA Tentukan Asal Usul Orang Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com