Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI Tegaskan Pentingnya Imunisasi Dasar untuk Cegah Penyakit Menular

Kompas.com - 13/05/2022, 18:30 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa selama masa pandemi Covid-19, terjadi penurunan angka imunisasi dasar lengkap.

Bahkan sejak tahun 2019 hingga 2021 sebanyak 1,7 juta bayi di Indonesia tercatat belum mendapatkan imunisasi dasar.

"Ada 1,7 juta anak di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Ini perlu dilengkapi, dilindungi agar anak-anak kita tetap sehat dan dapat tumbuh berkembang menjadi generasi emas di tahun 2045," kata Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof DR dr Hartono Gunardi, SpA(K), dalam konferensi pers daring, Kamis (12/5/2022).

Hal yang sama juga disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, terkait penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap anak.

Baca juga: Imunisasi Dasar Lengkap Anak Tertinggal, Bagaimana Imunisasi Lanjutannya?

"Adanya pandemi ini terjadi penurunan untuk cakupan imunisasi rutin, baik imunisasi dasar maupun lanjutan yang cukup signifikan. Karena memang pergerakan dari teman-teman di lapangan terhambat, dan konsentrasinya cukup banyak tergeser untuk vaksinasi Covid-19," ujarnya.

Kendati imunisasi dasar merupakan hak bagi anak untuk tetap sehat selama masa pertumbuhan, beberapa orangtua belum atau bahkan sama sekali tidak membawa mereka ke pusat pelayanan kesehatan untuk diimunisasi.

"Kita sering kali takut melakukan imunisasi pada anak-anak karena takut terinfeksi Covid pada saat melakukan imunisasi," papar Hartono.

"Tetapi dari penelitian, (ditemukan) bahwa setiap kasus anak yang terinfeksi oleh Covid pada saat melakukan imunisasi setara dengan 80 kematian yang bisa dicegah akibat imunisasi," lanjutnya.

Dia menekankan bahwa penularan Covid-19 pada anak sebenarnya tidak setinggi penyakit menular lainnya seperti campak.

Baca juga: Menkes Budi Sebut 1,7 Juta Bayi di Indonesia Belum Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

Satu penderita Covid-19 bisa menularkan virus kepada tiga sampai lima orang sehat lainnya bila tidak diimunisasi. Sementara itu, satu pasien campak, yang sebetulnya bisa dicegah dengan imunisasi, bisa menulari sekitar 12 sampai 18 anak lain yang tidak mendapatkan imunisasi.

"Jadi kita perlu waspada terhadap penyakit-penyakit ini (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi)," ucap Hartono.

Tidak hanya itu saja, penyakit menular seperti campak rubella juga mengancam anak sejak dalam kandungan.

Pasalnya, ketika ibu hamil tertular penyakit ini, berisiko menyebabkan kecacatan pada janin di dalam kandungan. Pada akhirnya, kondisi tersebut dapat menjadi beban bagi anak, keluarga, masyarakat, dan negara.

Oleh karena itu, Prof Hartono mendorong agar masyarakat kembali melakukan imunisasi dasar lengkap khususnya pada anak-anak yang belum mendapatkan sama sekali maupun terhenti selama pandemi.

"Kami dari IDAI menyambut baik Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), karena imunisasi merupakan program pelayanan yang sangat terdampak oleh pandemi Covid-19 di seluruh dunia, demikian juga di Indonesia," ucapnya.

Baca juga: KIPI Usai Anak Imunisasi Menandakan Efektivitas Vaksin, Benarkah? Ini Kata Dokter

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com