Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/03/2022, 11:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Express

KOMPAS.com - Deltacron baru-baru ini menghebohkan publik, dan memicu kekhawatiran baru di tengah masyarakat.

Sebagian orang mengkhawatirkan tingkat penularan, keparahan yang disebabkannya, serta mungkinkah virus itu mengurangi efektivitas vaksin Covid-19.

Untuk diketahui, Deltacron adalah kombinasi Delta dan Omicron. Varian Deltacron mengandung gen dari kedua virus itu dan menjadikannya sebagai virus rekombinan atau gabungan.

Baca juga: 7 Fakta Deltacron, dari Potensi Bahaya hingga Tingkat Penularan dan Kematian

Menurut ilmuwan Inggris dari University of Edinburgh Profesor Linda Bauld, masyarakat tetap perlu mewaspadai adanya Deltacron. Akan tetapi, belum ada bukti kuat bahwa Deltacron bisa menyebabkan penyakit parah ataupun mampu untuk mengelabui vaksin Covid-19.

“Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan varian baru ini akan melawan (efektivitas) vaksin kita," ujar Bauld dilansir dari Express, Minggu (13/3/2022).

Dia menambahkan bahwa vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini masih efektif dalam melawan varian Omicron dan Delta. Kendati demikian, pihaknya akan terus memantau varian Deltacron terutama pada karakteristik virus.

"Salah satu alasan mengapa WHO terus mengatakan bahwa kita perlu mendorong infeksi yang lebih rendah di seluruh dunia dan meluncurkan vaksin dengan cepat adalah ingin menghindari varian di masa depan yang akan menimbulkan kekhawatiran,” imbuhnya.

Prof Bauld menjelaskan bahwa alasan mengapa Deltacron menjadi perhatian, berkaitan dengan gen varian Delta dan varian Omicron yang bergabung, yakni garis keturunan GK/AY.4 dan GRA/BA.1.

"Varian rekombinan, yang berarti menyatukan fitur Delta dan Omicron. Alasan mengapa Deltacron menjadi perhatian awal adalah bagian mana dari Delta dan Omicron yang disatukan," terangnya.

Apabila Deltacron menyebabkan penyakit serius seperti Delta, dengan tingkat penularan yang cepat layaknya Omicron, hal ini cukup mengkhawatirkan.

Terlebih pada negara yang telah mencabut semua aturan Covid-19, misalnya di Inggris.

“Kami perlu terus menguji (Deltacron) sehingga kami dapat mengurutkan tes PCR ini, kemudian mengidentifikasi apakah varian itu sebuah masalah atau bukan," papar Bauld.

Baca juga: WHO Konfirmasi Adanya Deltacron, Rekombinasi Delta dan Omicron yang Telah Menyebar di Eropa

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com