Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Tangkuban Parahu Keluarkan Asap Putih dengan Intensitas Kuat, Ahli Jelaskan Penyebabnya

Kompas.com - 15/02/2022, 07:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat tercatat telah mengeluarkan embusan asap putih pada Sabtu (12/2/2022) lalu.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menjelaskan, bahwa asap putih itu terpantau kamera pengawas. Kemudian, dilaporkan juga adanya gemuruh yang terdengar ketika asap keluar.

"Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu mengeluarkan asap putih sedang disertai suara blazer di Kawah Ecoma. Sekitar 100 meter dari dasar kawah," ujar Andiani seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (13/2/2022).

Baca juga: 5 Catatan Tangkuban Parahu Erupsi, Mulai Bergejolak 2013 hingga Wisata

Sebelumnya, Andiani juga mengatakan, bahwa asap putih di Gunung Tangkuban Parahu merupakan gas yang berbaya bagi makhluk hidup. Oleh karenanya, PVMBG meminta masyarakat untuk tidak mendekati bibir kawah guna menghindari paparan asap tersebut.

"Kita sudah berkoordinasi dengan pihak terkait agar masyarakat tidak mendekat ke kawah," ungkapnya.

Terkait dengan munculnya embusan asap putih di Kawah Ecoma Gunung Tangkuban Parahu, Dosen Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Haryo Edi Wibowo mengatakan, bahwa fenomena ini normal terjadi di kawah erupsi gunung api aktif.

"Munculnya asap di suatu kawah gunung api bisa berasosiasi dengan gas magmatik atau uap air yang berasal dari faktor eksternal," terang Haryo saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/2/2022).

Dia menambahkan, asap berwarna putih juga mengindikasikan kandungan dominan berupa uap air.

Jika kemunculannya tidak disertai dengan adanya peningkatan aktivitas gunung api lainnya, seperti kegempaan, emisi gas SO2, ataupun erupsi, maka fenomena ini biasa disebut dengan steam plume (gumpalan atau hembusan uap).

"Uap air ini kemungkinan berasal dari air hujan yang meresap ke dalam kawah dan terpanaskan oleh batuan panas yang berada pada kedalaman dangkal sehingga berubah menjadi uap air (proses hydrothermal dangkal)," imbuhnya.

Lebih lanjut, Haryo berkata, fenomena embusan asap putih pun terjadi di gunung berapi lainnya, misalnya di Gunung Merapi, terutama setelah munculnya kubah lava di kawah puncak sejak tahun 2018 lalu.

Menurut dia, Gunung Tangkuban Parahu juga berpotensi untuk mengalami erupsi phreatik, seperti yang pernah terjadi di tahun 2019. Untuk diketahui, erupsi phreatik adalah erupsi yang dihasilkan dari akumulasi gas yang ada di bawah kawah.

Apabila tekanan gas tersebut cukup besar, maka akan keluar lalu menghasilkan kolom asap yang cukup tinggi, dan turut melontarkan material pasir atau lumpur yang ada di dalam kawah.

"Dengan mengenali karakteristik Gunung Tangkuban Perahu, harapannya masyarakat selalu sadar dan waspada terkait potensi aktivitas dari Gunung Tangkuban Parahu ini," kata Haryo sambil menjelaskan penyebab munculnya asap putih di Gunung Tangkuban Parahu.

Baca juga: 4 Gunung Berapi Level Siaga Saat Ini, dari Semeru, Merapi hingga Sinabung

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com