Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronom Temukan Planet Ekstrasurya Aneh, Seperti Apa Bentuknya?

Kompas.com - 13/01/2022, 13:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Space,CNN

KOMPAS.com - Jika biasanya planet berbentuk bulat seperti bola, tidak dengan planet ekstrasurya raksasa baru yang cenderung lebih mirip bola rugby.

Melansir CNN, Rabu (12/1/2022) planet yang dinamai WASP-103b itu adalah salah satu planet yang sangat panas, dan berjarak sekitar 1.225 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Hercules.

Menurut studi yang dipublikasikan pada Januari 2022 di jurnal Astronomy and Astrophysics, hal ini disebabkan karena gaya gravitasi dari bintang induknya.

Planet yang pertama kali ditemukan pada tahun 2014 ini sebelumnya diamati menggunakan teleskop luar angkasa Hubble dan Spitzer.

Baca juga: China Bagikan Potret Planet Mars yang Diambil dari Misi Tianwen-1, Seperti Apa?

Setelah mengidentifikasikannya, tim peneliti ingin mendapatkan pandangan lain dari planet WASP-103b menggunakan CHEOPS, misi dari Swiss yang dikarakterisasi Badan Antariksa Eropa (ESA), untuk digabungkan dengan pengamatan sebelumnya.

Satelit yang diluncurkan pada 2019 itu mencari planet yang berpotensi layak huni. Kemudian mendeteksi planet menggunakan metode transit, atau mengukur penurunan kecerahan bintang ketika sebuah planet lewat di depan bintang.

Lalu, saat para astronom mengamati WASP-103b melintas di depan bintangnya, mereka dapat melihat bentuk planet yang aneh seperti bola rugby.

"Setelah mengamati beberapa hal yang disebut 'transit', kami dapat mengukur deformasi. Sungguh luar biasa kami dapat melakukan ini, ini adalah pertama kalinya analisis semacam itu dilakukan," ujar peneliti post-doctoral di Geneva University, Babatunde Akinsanmi.

Pengaruh dari pasang surut air

Para peneliti menduga bentuk planet yang sedikit memanjang itu karena kekuatan pasang surut besar-besaran yang terjadi di planet ini, mirip seperti di Bumi.

Kekuatan pasang surut yang kuat yang diinduksi di planet ini mirip dengan pasang surut yang dipicu Bulan di lautan Bumi, tetapi dengan cara yang jauh lebih ekstrem.

"Karena jaraknya yang sangat dekat dengan bintangnya, kami menduga bahwa air pasang yang sangat besar disebabkan di planet ini. Namun, kami belum dapat memverifikasi ini," kata rekan penulis studi Yann Alibert, profesor astrofisika di University of Bern di Swiss.

Baca juga: Astronom Temukan Planet Ekstrasurya Baru, Mengorbit Hanya 16 Jam

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com