Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fenomena Langit Malam Ini, Ada Puncak Hujan Meteor Perseid September

Kompas.com - 09/09/2021, 19:41 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mulai petang ini akan ada tiga fenomena sekaligus yang menghiasi langit malam Indonesia.

Ketiga fenomena tersebut adalah puncak hujan meteor Perseid September, konjungsi Bulan dan Merkurius, Merkurius di titik tertinggi ketika senja. 

Berikut penjelasannya dan cata menyaksikannya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Meteor dan Hujan Meteor

1. Puncak hujan meteor Perseid September

Perseid September adalah hujan meteor yang titik radian atau asal kemunculan meteornya terletak di konstelasi Perseus.

Peneliti di Pusat Riset Sains Antariksa BRIN, Andi Pangerang mengatakan, puncak hujan meteor Perseid Spetember ini memiliki perbedaan yang jelas dibandingkan dengan Perseid Agustus.

Perbedaannya dengan hujan meteor Perseid pada bulan Agustus silam adalah, Perseid September terbentuk dari sisa debu komet berperiode lama yang belum diketahui dan diduga mengorbit Matahari selama ribuan tahun dengan arah yang berlawanan, sedangkan Perseid berasal dari komet Swift-Tuttle. 

Diketahui bahwa hujan meteor ini pertama kali diamati oleh G. Zezioli pada antara tahun 1867 hingga 1870.

Hujan meteor ini aktif sejak 5 September hingga 21 September mendatang, dan intensitas meteor maksimumnya terjadi pada 9 September 2021 pukul 18.00 WIB, 19.00 Wita, 20.00 WIT. 

"Sehingga, hujan meteor ini dapat disaksikan sejak pukul 22.00 waktu setempat hingga 20 menit sebelum terbit Matahari keesokan harinya (10/9) dari arah Timur Laut hingga Utara-Barat Laut," kata Andi kepada Kompas.com, Kamis (25/8/2021). 

Adapun, intensitas maksimum saat titik radiannya berada di zenit sebesar 5 meteor per jam. 

Ia menambahkan, mengingat ketinggian titik radian tertingginya di Indonesia berkisar 24 derajat-25 derajat, maka intensitas maksimumnya 2 meteor per jam. 

Sementara, kelajuan hujan meteor ini mencapai 230.400 km/jam. 

"Hujan meteor ini dapat disaksikan menggunakan mata biasa selama cuaca cerah, langit bersih, bebas polusi cahaya dan penghalang yang menghalangi medan pandang," kata dia.

Baca juga: Meteor Jatuh di Gunung Merapi, Begini Proses Terjadinya Hujan Meteor

Ilustrasi konjungsi bulan dan MarsSHUTTERSTOCK/SN VFX Ilustrasi konjungsi bulan dan Mars

2. Konjungsi Bulan-Merkurius

Pada hari yang sama, Bulan akan berkonjungsi dengan Merkurius pada pukul 03.18 WIB, tanggal 9 September 2021.

Kendati berkonjungsi pada dini hari tadi, Andi berkata, fenomena ini baru dapat disaksikan 20 menit setelah terbenam Matahari selama 75 menit dari arah Barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com