KOMPAS.com - Setelah Sabang dan Banda Aceh, empat hari lagi atau pada Senin (13/9/2021), fenomena hari tanpa bayangan sebentar lagi akan dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di Nunukan, Kalimantan Utara; dan Medan, Sumatera Utara.
Menurut keterangan resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), fenomena hari tanpa bayangan di Nunukan akan terjadi pada Minggu (12/9/2021) pukul 12.07 dan di Medan akan terjadi pada Senin (13/9/2021) pukul 12.21 WIB.
Fenomena hari tanpa bayangan tak hanya terjadi di empat wilayah itu. Fenomena ini akan terus terjadi selama 1,5 bulan dan dialami oleh banyak daerah di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua.
Untuk diketahui, fenomena hari tanpa bayangan paling awal adalah di Sabang pada Senin (6/9/2021) kemarin dan berlangsung hingga 21 Oktober 2021 nanti.
Daerah terakhir yang akan mengalami hari tanpa bayangan adalah Rote Dao, Nusa Tenggara Timur, diperkirakan terjadi pada 21 Oktober 2021 pukul 11.31 Wita.
Baca juga: Banda Aceh Alami Hari Tanpa Bayangan Siang Ini, Ini Dampaknya
Jadwal hari tanpa bayangan di Indonesia bagian barat
Indonesia bagian tengah
Indonesia bagian timur
Fenomena hari tanpa bayangan adalah posisi di mana Matahari berada di atas Indonesia, tepat berada di titik zenith.
Posisi matahari ini membuat tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tak berongga saat tengah hari.
Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Andi Pangerang mengatakan, posisi Matahari berada di atas Indonesia bukanlah sesuatu yang langka. Sebab, Indonesia terbentang dari 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan dan dibelah oleh garis khatulistiwa.
Dengan lokasi geografis seperti ini, Matahari akan berada di atas Indonesia dua kali setahun.
"Fenomena ini (hari tanpa bayangan) selalu terjadi dua kali setahun untuk kota-kota atau wilayah yang terletak di antara dua garis," kata Andi kepada Kompas.com, Sabtu (28/8/2021).
Untuk tahun ini, posisi Matahari di atas Indonesia yang pertama sudah terjadi sejak akhir Februari hingga awal April silam.
Sedangkan fenomena hari tanpa bayangan yang kedua akan terjadi antara tanggal 6 September hingga 21 Oktober mendatang.
Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia Mulai Minggu Depan, Catat Daerah dan Waktunya
Dalam pemberitaan Kompas.com, Selasa (10/9/2019), Astronom Amatir Indonesia Marufin Sudibyo menjelaskan, hari tanpa bayangan adalah suatu hari bagi suatu tempat tertentu ketika manusia dan obyek lain yang berdiri tegak akan kehilangan bayang-bayangnya, manakala Matahari mencapai titik kulminasi atas (istiwa') atau mengalami kondisi transit.
Akibatnya, bayangan akan jatuh tegak lurus karena bertumpu pada benda itu sendiri.
Orang-orang membahasakannya menjadi bayangan yang hilang atau tanpa bayangan.
Andi menambahkan, hari tanpa bayangan tidak memberikan dampak secara iklim ataupun cuaca.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.