Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batuan di Grand Canyon Hilang Miliaran Tahun, Kok Bisa?

Kompas.com - 23/08/2021, 08:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Ada beberapa misteri geologis yang membingungkan, salah satunya seperti di Grand Canyon.

Tahukah Anda, lebih dari satu miliar tahun lapisan batuan Grand Canyon hilang karena alasan tertentu, tidak diendapkan dan ditumpuk seperti catatan geologis lainnya. Seolah-olah tahun-tahun itu tidak pernah terjadi.

Celah aneh ini pertama kali ditemukan oleh ahli geologi John Wesley Powell pada tahun 1869, saat ia melakukan perjalanan menyusuri Sungai Colorado.

Di beberapa tempat, bebatuan berumur 1,4-1,8 miliar tahun lalu ada di sebelah bebatuan yang baru berusia sekitar 520 juta tahun.

Baca juga: Berumur 313 Juta Tahun, Inilah Jejak Kaki Hewan Tertua di Grand Canyon

"Ada garis-garis yang unik," kata ahli geologi Barra Peak dari University of Colorado Boulder dilansir dari Science Alert, Minggu (22/8/2021).

"Di bagian bawah, Anda dapat melihat dengan sangat jelas bahwa ada batu-batu yang telah didorong bersama-sama. Lapisannya vertikal. Lalu ada celah, dan di atasnya, ada lapisan horizontal yang indah yang membentuk buttes dan puncak Grand Canyon."

Dalam geomorfologi, butte adalah bukit yang terisolasi dengan sisi curam, seringkali vertikal dan bagian atas yang kecil dan relatif datar. Buttes adalah bentang alam yang lebih kecil dari mesas, dataran tinggi, dan dataran tinggi.

Ke mana sisa batu ini menghilang?

Dalam sebuah studi terbaru, para ilmuwan meyakini mereka memiliki penjelasan terkait misteri ini.

Mereka menduga bahwa sejarah geologi Grand Canyon lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Ada beberapa bagian dari Grand Canyon yang bergeser dengan cara berbeda selama ribuan tahun, menyebabkan beberapa batuan dan sedimen hanyut ke laut.

"Kami memiliki metode analitik baru di lab kami yang memungkinkan kami menguraikan sejarah di jendela waktu yang hilang di Great Unconformity," kata ahli geologi Rebecca Flowers, juga dari University of Colorado Boulder.

"Kami melakukan ini di Grand Canyon dan di daerah Great Unconformity lainnya di seluruh Amerika Utara."

Metode-metode baru ini terutama mengandalkan termokronologi, yang menggunakan serangkaian teknik analisis kimia untuk mengukur panas yang tersimpan dalam batuan saat terbentuk. Panas ini sesuai dengan jumlah tekanan yang dialami formasi geologis.

Data yang dikumpulkan oleh para peneliti menunjukkan ada serangkaian peristiwa patahan kecil tapi signifikan yang menjelaskan celah dalam catatan geologis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com