Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik, Uji Coba Obat Antibodi AstraZeneca Efektif Cegah Covid-19

Kompas.com - 22/08/2021, 19:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters,CNBC

KOMPAS.com - Hasil uji coba tahap akhir terapi antibodi yang dibuat AstraZeneca menunjukkan mampu mengurangi risiko orang mengembangkan gejala Covid-19 sebesar 77 persen.

Ini artinya obat terapi antibodi AstraZeneca bisa jadi prospek untuk pengobatan baru mencegah Covid-19 selain dengan vaksin.

Hasil uji coba obat antibodi ini adalah harapan bagi orang-orang yang merespons vaksin dengan buruk.

Dilansir Reuters, Sabtu (21/8/2021), vaksin mengandalkan sistem kekebalan utuh di tubuh untuk mengembangkan antibodi untuk melawan infeksi virus saat masuk sel.

Sementara terapi AZD7442 AstraZeneca terdiri dari antibodi buatan laboratorium yang dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan untuk melumpuhkan virus corona jika terjadi infeksi.

Baca juga: Kemanjuran Vaksin Pfizer dan AstraZeneca dalam Melawan Varian Delta Berkurang Setelah 3 Bulan

Pada hari Jumat (20/8/2021), perusahaan asal Inggris itu mengatakan bahwa 75 persen peserta yang ikut uji coba terapi antibodi, yakni dua jenis antibodi yang ditemukan oleh Vanderbilt University Medical Center, memiliki kondisi kronis termasuk orang dengan respons imun rendah terhadap vaksinasi,

Perusahaan lain yakni Regeneron (REGN.O), Eli Lilly (LLY.N), dan GlaxoSmithKline (GSK.L) tengah mengembangkan terapi antibodi serupa dengan kelas obat yang disebut antibodi monoklonal. Harapannya, obat ini dapat berperan dalam pengobatan dan pencegahan Covid-19.

Namun, AstraZeneca adalah yang pertama mempublikasikan data pencegahan positif Covid-19 melalui uji coba terapi antibodi.

AstraZeneca pun menargetkan dapat menghasilkan 1-2 juta dosis terapi antibodi sebelum akhir tahun.

Penny Ward, Profesor di Pharmaceutical Medicine di Kings College di London, mengatakan berita itu menjadi kabar baik bagi orang-orang yang merespons vaksinasi dengan buruk atau yang harus mengonsumsi penekan kekebalan untuk pasca-transplantasi, penyakit autoimun, dan kondisi lainnya.

"Ini dapat membantu orang-orang dengan kondisi tertentu, yang saat ini disarankan untuk terus melindungi diri meskipun telah divaksinasi penuh," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com