KOMPAS.com- Pekan depan, panel Amerika Serikat akan melakukan peninjauan terhadap vaksin Johnson & Johnson, menyusul beberapa laporan pembekuan darah langka.
Sebelumnya, laporan pembekuan darah otak yang langka dilaporkan sejumlah negara, seusai beberapa orang menerima suntikan vaksin AstraZeneca.
Kali ini, vaksin Covid-19 yang dikembangkan Johnson & Johnson menghadapi kasus serupa.
Terdapat enam laporan kasus pembekuan darah otak langka pada wanita, dari sekitar 7 juta orang di Amerika Serikat yang menerima suntikan vaksin ini, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (17/4/2021).
Akibat dari laporan pembekuan darah otak langka itu, penggunaan vaksin Johnson & Johnson terpaksa dihentikan sementara.
Panel AS akan segera melakukan pertemuan kembali pada pekan depan, untuk membahas apakah jeda penggunaan vaksin Covid-19 J&J tersebut dapat dilanjutkan.
Panel penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, rencananya akan bertemu pada 23 April 2021.
Jeda lanjutan akan memberikan waktu tambahan untuk meninjau setiap kasus tambahan yang mungkin masuk, dari efek vaksin Johnson & Johnson.
"Bagi panel dapat melakukan penilaian risiko lengkap dan untuk mengevaluasi secara ilmiah," kata Direktur CDC Dr Rochelle Walensky, dalam pernyataan Jumat lalu.
Regulator kesehatan AS, CDC, telah merekomendasikan pada awal pekan ini agar penggunaan vaksin Johnson & Johnson dihentikan, menyusul laporan pembekuan darah otak langka pada wanita.
Baca juga: Vaksin Dosis Tunggal Johnson & Johnson Disetujui WHO, Efektif 66 Persen