KOMPAS.com- Selama pandemi virus corona, isolasi, menjaga jarak hingga menghindari kerumunan menjadi hal yang harus dilakukan. Tak jarang jika selama masa ini, seringkali kita merasa kesepian.
Dalam sebuah studi, para ilmuwan di Quebec, Kanada, menunjukkan bagaimana reaksi jaringan saraf otak saat kita merasakan kesepian, seperti dilansir dari Science Daily, Sabtu (9/1/2021).
Ada semacam tanda pada otak orang-orang yang kesepian.
Itu didasarkan pada variasi volume area otak yang berbeda, serta bagaimana area tersebut berkomunikasi satu sama lain di seluruh jaringan otak.
Baca juga: Pandemi Covid-19: Kesepian saat Sendiri Itu Wajar, Begini Cara Mengatasinya...
Penelitian dilakukan dengan memeriksa data magnetic resonance imaging (MRI), genetika dan penilaian psikologis diri dari sekitar 40.000 orang dewasa paruh baya dan lebih tua.
Mereka secara sukarela memasukkan informasi mereka ke dalam UK Biobank, yakni database akses terbuka yang tersedia untuk ilmuwan kesehatan seluruh dunia.
Selanjutnya, tim ilmuwan akan membandingkan dengan data MRI partisipan yang dilaporkan sering merasa kesepian dengan yang tidak.
Dalam studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Communication ini, para peneliti menemukan beberapa perbedaan dalam otak orang yang kesepian.
Baca juga: Kesepian Tak Cuma Memicu Depresi, tapi Juga Bikin Cepat Pikun
Manifestasi otak ini berpusat pada jaringan default, yakni sekumpulan area otak yang terlibat dalam pemikiran batin.
Kita ternyata menggunakan jaringan ini untuk mengenang, merencanakan masa depan, hingga membayangkan dan memikirkan orang lain.
Para peneliti menemukan jaringan default pada orang-orang yang kesepian lebih kuat terhubung bersama.
Namun, yang mengejutkan, volume materi abu-abu pada jaringan tersebut cenderung lebih besar.
Baca juga: Bukan Lansia, Anak Muda Lebih Rentan Kesepian, Kok Bisa?