KOMPAS.com - Katak punya berbagai macam bentuk dan ukuran. Namun kalau diperhatikan, masing-masing jenis katak memiliki ukuran mata yang berbeda-beda.
Ada katak dengan mata yang kecil, sementara lainnya, seperti katak pohon memiliki mata besar dibandingkan dengan ukuran tubuhnya.
Kini penelitian baru yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the Royal Society B menemukan alasan di balik itu.
Baca juga: Kamasutra Satwa: Katak Brasil Lakukan Poligini, Kawin dengan 2 Betina
Seperti dikutip dari IFL Science, Kamis (24/9/2020) peneliti menemukan, bahwa habitat katak ternyata menentukan ukuran mata mereka.
Ini menjelaskan, mengapa ada katak yang memiliki ukuran mata kecil, sedangkan yang lainnya sangat besar.
Kate Thomas dari Natural History Museum London bersama tim peneliti menganalisis 220 katak hidup dan yang sudah diawetkan yang mewakili 55 famili yang tercatat saat ini.
Mereka mengukur panjang tubuh katak, ukuran kornea, dan ukuran mata total untuk melihat bagaimana rasio berubah di seluruh spesies.
Hasil mereka menunjukkan, ada keterkaitan antara habitat dengan katak bermata besar dan kecil.
Peneliti menemukan, katak yang hidup di gua-gua yang kondisinya gelap memiliki mata yang lebih kecil. Sedangkan katak dari lingkungan hutan memiliki mata terbesar.
Baca juga: Lolos dari Maut, Kumbang Ini Bertahan Hidup meski Telah Dimakan Katak
Peneliti berhipotesis, jika katak telah beradaptasi untuk mempunyai mata yang besar jika memang benar-benar diperlukan.
Katak pohon merupakan salah satu katak yang memiliki ukuran mata terbesar. Sesuai dengan teori, katak tersebut memiliki mata besar supaya dapat memperhatikan perubahan tata letak tanah dengan cepat untuk menghindari predator.
Katak juga memerlukan mata besar untuk menemukan makanan, tempat berteduh, serta menemukan katak lain.
Jika tak memiliki mata yang besar, rimbunnya daun di hutan tentu akan menyulitkan katak untuk melakukan semua itu.
"Katak pohon memiliki mata terbesar. Mereka perlu memanjat dan melompat, serta membuat keputusan cepat saat melakukannya," ungkap Thomas.
Baca juga: Kali Pertama dalam Sejarah, Fosil Katak Ditemukan di Antartika
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.