Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesies Katak Baru Endemik Sumatera, Ahli Konsen pada Konservasi Hutannya

Kompas.com - 10/06/2020, 16:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Di tengah kekhawatiran masyarakat dunia akan pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir. Ada hal lain yang menjadi kekhawatiran ahli, yakni kerusakan ekosistem yang memengaruhi kehidupan mahluk di Bumi, termasuk spesies amfibi, katak

Hal ini diungkapkan oleh Peneliti Bidang Herpetologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy saat menjelaskan tentang penemuan spesies katak mini baru, yang diberi nama Micryletta sumatrana sp.nov.

Untuk diketahui, penamaan spesies baru katak mini ini, karena memang endemik dari wilayah Sumatera bagian selatan, terutama daerah Palembang dan sekitarnya.

Katak mini Micryletta sumatrana ini pertama kali ditemukan oleh Alhadi di Hutan Harapan perbatasan antara Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2019.

Baca juga: Seri Hewan Nusantara: Katak Mini Endemik Selatan Sumatera, Suaranya Senyaring Jangkrik

Akan tetapi, bersamaan dengan penemuan spesies katak terbaru ini. Amir justru lebih konsen terhadap faktor yang akan memengaruhi hewan kecil tersebut dan juga hewan-hewan lainnya secara umum.

"Satu ya, yang sangat ingin konsen-kan dalam hal ini (ekosistem katak), status konservasi. Kita tahu Sumatera itu mengalami degradasi yang sangat hebat, dan itu berpengaruh," kata Amir kepada Kompas.com, Senin (8/6/2020).

Degradasi hutan Sumatera pengaruhi ekosistem katak

Degradasi yang sangat hebat, seperti dimaksud oleh Amir adalah hampir semua wilayah di Sumatera dijadikan lahan terbuka. Sehingga luasan hutan alami di Sumatera banyak yang berkurang.

Baca juga: Kali Pertama dalam Sejarah, Fosil Katak Ditemukan di Antartika

Hal ini jika dikaitkan dengan hewan kecil seperti katak, Amir menegaskan, sangat berdampak sekali, terutama karena wilayah sebarannya akan terbatas.

Padahal, untuk spesies baru katak, Micryletta sumatrana itu sendiri, habitat alaminya adalah hutan primer dan sekunder yang wilayahnya masih bagus, atau juga wilayah perbatasan.

Jika, kondisi hutan di alam itu terganggu. Maka, fase atau siklus hidup dua alam (air dan darat) yang dilakukan oleh katak juga akan tergangganggu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com