KOMPAS.com - Wahana OSIRIS-REx milik NASA sedang bersiap mendarat di asteroid Bennu bulan depan.
Sebelum pendaratannya, para ahli telah melaporkan fakta menarik tentang asteroid Bennu. Asteroid ini disebut lebih aktif dari perkiraan sebelumnya.
Mereka mengatakan, Bennu kehilangan bebatuannya dengan kecepatan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Geophysical Research: Planets, tim OSIRIS-REx yang mempelajari Bennu menjelaskan pelepasan partikel-partikel, penyebabnya, dan bagaimana mereka mempelajari Bennu secara lebih rinci.
Baca juga: Bennu, Asteroid Berbentuk Berlian yang Menyimpan Rahasia tentang Tata Surya
Dilansir IFL Science, Jumat (11/9/2020), tim tersebut melacak ratusan partikel yang terlontar dan misteri di baliknya.
Ukuran partikel bebatuan yang hilang sesuai dengan perkiraan ahli, yakni disebabkan rekahan termal.
Asteroid berputar pada porosnya hanya dalam waktu empat jam, sehingga permukaannya berubah dari panas menjadi dingin dengan sangat cepat. Ini yang memecahkan bebatuan.
Namun, lokasi peristiwa ejeksi cocok dengan model yang melihat pelepasan ini ke dampak mikrometeroid di permukaan Bennu.
Peneliti mengatakan, kombinasi keduanya mungkin menjadi penyebab sebenarnya.
Namun itu belum semuanya. Partikel-partikel itu juga membantu tim mempelajari tarikan gravitasi asteroid yang sangat lemah.
Tim bergerak jauh mendekati Bennu, sehingga bisa memperoleh penjelasan yang lebih akurat tentang gravitasi tidak beraturan dari asteroid tersebut.
"Partikel-partikel itu adalah hadiah tak terduga bagi ilmu gravitasi Bennu karena mereka memungkinkan kami untuk melihat variasi kecil di bidang gravitasi asteroid yang tidak akan kami ketahui sebelumnya," kata penulis utama salah satu makalah Steve Chesley, dari NASA's Jet Propulsion Laboratory, dalam sebuah pernyataan.
Potongan-potongan batu ini berukuran sekitar 7 milimeter (0,25 inci).
Tim tersebut melaporkan bagaimana beberapa partikel terlempar ke luar angkasa dan segera turun kembali. Tapi ada juga yang tetap berada di orbit selama beberapa hari, yang lain melompat ke permukaan, dan beberapa hilang begitu saja ke luar angkasa.
"Kami mengira permukaan Bennu yang tertutup batu adalah penemuan kartu liar pada asteroid. Tetapi peristiwa partikel ini benar-benar mengejutkan kami," kata Dante Lauretta, peneliti utama OSIRIS-REx dan profesor di Universitas Arizona.