Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Waduk di Batam Dibersihkan dari Enceng Gondok

Kompas.com - 30/04/2023, 23:49 WIB
Hadi Maulana,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Sejumlah waduk air bersih yang ada di Batam, mulai tertutupi tanaman enceng gondok atau Eichhornia Crassipes. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap ketersediaan air bersih yang berada di beberapa waduk.

Direktur Badan Usaha SPAM BP Batam Denny Tondano mengatakan, pada tahun 2022 lalu luasan waduk yang tertutupi eceng gondok seluas 600 hektar. Namun saat ini sudah tersisa 400 hektar.

Dikatakannya, pertumbuhan enceng gondok yang pesat karena adanya kegiatan-kegiatan masyarakat seperti keramba ikan.

Sisa dari pakan ikan membuat pertumbuhan enceng gondok semakin subur.

“Atau ada juga sisa-sisa pertanian yang ada di atas (waduk), kemudian dibawa air mengalir ke bawah. Itu semakin (membuat pertumbuhan enceng gondok menjadi) subur juga,” kata Denny, Sabtu (29/4/2023).

Baca juga: Sekilas Sama, Ini Bedanya Bendung, Bendungan, Waduk, dan Embung

Denny melanjutkan, saat ini ada beberapa waduk yang menjadi perhatian serius dan mulai dibersihkan dari tanaman ini, yakni Waduk Duriangkang, Waduk Tembesi, dan Waduk Monggak.

“Dari tiga waduk yang ada enceng gondok ini, semua ada kegiatan masyarakatnya,” ungkap Denny.

Pengaruh dari aktifitas masyarakat terhadap percepatan pertumbuhan enceng gondok ini bukan tanpa alasan.

Ia mencontohkan, seperti Waduk Seiharapan dan Waduk Muka Kuning tidak ada tanaman enceng gondok. Hal ini dikarenakan tidak adanya aktivitas perikanan maupun pertanian.

“Sementara yang ada di Monggak, dulu ada tambak. Kemudian Duriangkang juga ada tambak dan pertanian. Sementara Tembesi ada pertanian di atasnya,” papar Denny.

Upaya pembersihan tanaman liar dan enceng gondok di sekitar wilayah waduk terus dilakukan dalam beberapa waktu terakhir.

Denny juga memastikan, kecepatan pembersihan waduk saat ini lebih tinggi dari pada kecepatan pertumbuhan enceng gondok itu sendiri.

“Sekarang ini sudah ada satu ekskavator amphibi sedang bekerja dan ditambah dengan harvester,” jelas Denny.

Selain itu juga ada rencana dari salah satu perguruan tinggi untuk mengolah enceng gondok tersebut menjadi kompos.

Dia berharap rencana ini bisa segera terealisasi agar penanganan tanaman liar dan enceng gondok ini bisa cepat teratasi.

“Kami bersama-sama tim Ditpam terus melakukan edukasi ke masyarakat. Tetap kami hindarkan upaya-upaya represif untuk menyelesaikan permasalahan ini,” pungkas Denny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com