JAKARTA, KOMPAS.com - Pada kuartal pertama tahun 2023, PT Solusi Bangun Indonesia berhasil meraup pendapatan senilai Rp 2,929 triliun.
Pendapatan tahun ini hanya naik tipis bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2022 dengan periode yang sama yakni Rp 2,905 meski pasar domestik tengah terkontraksi.
Untuk diketahui, turunnya perolehan pendapatan usaha dipengaruhi oleh turunnya permintaan semen di pasar domestik karena imbas dari resesi global sehingga harga komoditas pun melonjak naik.
Baca juga: Gencarkan Dekarbonisasi, Pabrik Semen SBI di Tuban akan Punya Panel Surya Raksasa
Dalam Kinerja Keuangan Kuartal I 2023, SBI mencatat permintaan di pasar semen domestik bahkan turun 6,5 persen jika dibandingkan kuartal pertama tahun 2022.
Hal ini juga berpengaruh pada volume penjualan semen dan terak Perusahaan yang turun 8 persen menjadi 3,1 juta ton.
Meskipun demikian, lini bisnis beton jadi (ready-mixed concrete) memberikan kabar baik. Lini bisnis ini mengalami peningkatan volume penjualan yang cukup signifikan sebesar 92 persen. Sehingga total volume yang terjual menjadi 542 ribu meter kubik.
Walau terganggu dengan curah hujan yang tinggi, lini agregat juga naik 32 persen menjadi 203 ribu ton. Ini didorong oleh geliat proyek pembangunan strategis yang dilaksanakan oleh pemerintah pada awal tahun 2023.
Sedangkan laba periode berjalan mengalami penurunan hingga 16 persen menjadi Rp 149 miliar.
Penurunan laba ini terjadi karena peningkatan beban pokok pendapatan yang masih terdampak tingginya biaya energi khususnya batu bara, dan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) untuk proses distribusi.
Menanggapi hasil kinerja periode kuartal pertama tersebut, Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo mengatakan meskipun beroperasi di tengah situasi market overcapacity dan tingginya biaya energi dan distribusi, SBI masih berpotensi meraih profit.
Baca juga: Mana yang Lebih Baik, Semen Konvensional atau Mortar Instan?
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.