Produk Chiller asal Italia Ini Hemat Listrik hingga 40 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukaka Inti Aircon menjadi distributor produk chiller asal Italia Clivet bernama Clivet Magnetic Centrifugal Chiller.

Direktur Bukaka Inti Aircon Irwantino Susilo mengungkapkan, chiller yang dilengkapi lima teknologi unggulan ini dapat meningkatkan efisiensi energi listrik dari konvensional ke magnetik sebesar 40 persen.

“Dari konvensional ke magnetik ini bisa 40 persen dari electricity (kelistrikan),” kata Irwantino dalam konferensi pers, Kamis (23/2/2023).

Dia mencontohkan, dalam satu bangunan komersial seperti mal terdapat kebutuhan air conditioner (AC) senilai Rp 1 miliar per bulan. Namun, dengan adanya produk ini dapat menghemat dana hampir 50 persen.

Artinya, sekitar Rp 300 juta-Rp 400 jutaan dana untuk kebutuhan AC dapat ditekan melalui produk tersebut.

Baca juga: Genjot Penjualan 2022, Bukaka Incar Proyek-proyek KPBU

Sejauh ini, bangunan komersial sudah menggunakan teknologi Clivet Magnetic Centrifugal Chiller karena dinilai lebih efisien dan murah dari sisi perawatan.

Irwantino kembali menyebutkan contoh penggunaan Clivet Magnetic Centrifugal Chiller yang akan diterapkan pada Gedung IT Mandiri Bumi Slipi.

“Sebagai contoh tadi dari testimoni itu rilis tempat mereka (hemat listrik) Rp 400 juta per bulan listriknya. Karena, listriknya ini musuh kita bersama. Tadi, saya sebutkan tren energy cost (biaya energi) selalu naik,” lanjutnya.

Keunggulan Clivet Magnetic Centrifugal Chikler antara. Kakn lenggunaan teknikogi Full Falling Film pada evaporator yang mampu menekan penggunaan refigerant hingga 40 persen.

Technical Engineer Bukaka Inti Aircon Rifa M Hasanah mengatakan, ini berbeda dengan teknologi kainnya yang hanya meredam tubing.

“Teknologi ini menghasilkan perpindahan rasio 15 persen perpindahan panas lebih baik,” sambung Rifa.

Clivet Magnetic Centrifugal Chiller ini memiliki capacity range (rentang kapasitas) mencapai 1800 TR.

Chiller ini juga menggunakan teknologi kompresor magnetik tipe tertinggi yang ramah lingkungan karena tak lagi membutuhkan oli sebagai pelumas.

Teknologi ini tak hanya mampu menurunkan konsumsi listrik, tetapi juga membuat chiller lebih awet.

Penghematan bisa mencapai Rp 50 juta dari rutinitas penggantian oli chiller pada umumnya, dan masih banyak lagi.