Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Tapak Jadi Alasan Konsumen Tinggalkan Apartemen

Kompas.com - 20/04/2022, 15:41 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor apartemen mengalami keterpurukan dalam dua tahun terakhir sejak pandemi Covid-19 berlangsung.

Bahkan menurut Colliers Indonesia, pada kuartal 1 (Q1) 2022, hanya ada 278 unit apartemen baru yang berhasil terjual di Jakarta.

Padahal sebelumnya apartemen merupakan salah satu pilihan hunian yang digemari terutama oleh masyarakat kota.

Ternyata salah satu alasan konsumen meninggalkan apartemen adalah karena mereka lebih memilih untuk membeli rumah tapak (landed house).

Baca juga: Kuartal I-2022, Hanya 278 Unit Apartemen yang Laku di Jakarta

Berdasarkan temuan dari Rumah.com Consumer Sentiment Survey H1 2022, sebanyak 98 persen responden yang disurvei lebih memilih hunian rumah tapak sebegai pilihan utama. Sementara 2 persen lainnya masih menjadikan apartemen sebagai priorotas pilihan.

Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan bahwa kondisi pandemi kemungkinan ikut menekan minat terhadap apartemen setidaknya dalam jangka waktu dekat ini.

“Selama pandemi berlangsung, pemerintah dan dunia usaha mengeluarkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) dan belajar dari rumah yang berpengaruh terhadap fenomena tersebut,” ujar Marine dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Rumah.com Consumer Sentiment Survey H1 2022 menemukan ada beberapa alasan lainnya mengapa responden enggan mengeluarkan dana untuk membeli apartemen.

39 persen responden menganggap keputusan membeli rumah tapak lebih menguntungkan karena mereka bisa mendapatkan ruangan yang lebih luas.

Sementara itu, 37 persen lainnya tidak ingin tinggal di gedung tinggi. 27 persen responden tak ingin memilih apartemen karena tidak bisa iperluas ketika kebutuhan bertambah.

Sedangkan sebanyak 23 persen responden masih khawatir uatir status kepemilikan apartemen.

Alasan lainnya responden tak ingin tinggal di apartemen yakni terikat biaya iuran bulanan (21 persen), tidak ingin tinggal di lingkungan padat (17% persen) dan merasa kurang adanya privasi (10 persen).

Baca juga: Hingga Akhir 2022, Jakarta akan Punya 10 Apartemen Baru

Marine menuturkan sejumlah 39 persen responden survei menyatakan bahwa dengan harga yang sama, rumah tapak memberikan ruang yang lebih luas daripada apartemen.

Bagi mereka yang sudah menikah dan punya anak bahkan kecenderungannya lebih tinggi lagi, hingga mencapai 56 persen responden menyatakan alasan tersebut.

“Saat tinggal di apartemen, penghuni harus menerima bahwa ruangan yang tersedia cukup terbatas. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk memperluas ruangan di masa depan, sebagaimana halnya di rumah tapak yang dikenal dengan istilah rumah tumbuh,” tambah Marine.

Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura untuk mengetahui dinamika pasar properti tanah air.

Survei kali ini dilakukan kepada 1.031 responden dari seluruh Indonesia yang berlangsung pada bulan Juli hingga Desember 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com