Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sehat, Tren Hunian Baru di Tengah Pandemi

Kompas.com - 02/03/2022, 14:11 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


KOMPAS.comPandemi Covid-19 memberikan banyak perubahan di segala aspek kehidupan, termasuk pada tren hunian yang diminati konsumen.

Dilansir dari Pre Scouter, Rabu (2/3/2022), beberapa tahun terakhir telah terlihat peningkatan minat konsumen terhadap rumah sehat.

National Center for Healthy Housing menjelaskan, rumah sehat adalah rumah yang kering, bersih, bebas hama, berventilasi, aman, bebas kontaminan, terawat, terkontrol termal, dapat diakses dan terjangkau.

Teknologi rumah sehat mencakup berbagai sistem untuk meningkatkan kualitas lingkungan, meliputi sensor pintar hingga teknologi rumah pintar lain yang dibutuhkan oleh pemilik rumah, terlebih bagi mereka yang dalam dua tahun terakhir sudah bekerja dari rumah (WFH).

Produk-produk dalam rumah sehat tersebut diharapkan bisa menyediakan aksesibilitas bagi orang tua, penyandang disabilitas serta mendorong gaya hidup aktif dengan berolahraga.

Baca juga: Tahukah Anda, Ukuran Standar Rumah Orang Indonesia 27 Meter Persegi?

Amerika Serikat mencatat, terdapat sekitar 1,3 juta pembeli potensial rumah sehat setiap tahun sejak 2016.

Rumah yang dirancang untuk meningkatkan kesehatan masyarakat juga memiliki harga premium, sekitar 10-25 persen lebih tinggi dari rumah tanpa klaim sehat.

Berdasarkan studi oleh Farnsworth Group terkait rumah sehat menemukan bahwa sebesar 29 persen pemilik rumah dan 35 persen penyewa merasa khawatir dengan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh rumah mereka.

Kualitas udara dalam ruangan menjadi perhatian utama. Sekitar 75 persen faktor yang paling mengkhawatirkan adalah soal debu, bulu hewan peliharaan dan polusi seusai memasak.

Selain itu, kelembapan, jamur, debu, hama dan kualitas air turut mendapatkan perhatian lebih.

Baca juga: Beli atau Sewa Rumah, Mana yang Terbaik bagi Generasi Milenial?

Belum lagi dengan adanya laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Green and Healthy Homes Initiative tentang biaya pengobatan kesehatan masyarakat karena tinggal di rumah yang tidak sehat.

Berbagai temuan tersebut sejalan dengan pernyataan dari Pengamat Properti dan Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit yang mengatakan, saat ini semua orang sedang fokus pada hal kesehatan.

Karenaya, tidak sedikit rumah yang dijual dengan klaim rumah sehat karena masyarakat lebih tertarik untuk memenuhi kebutuhan esensial.

“Kalau orang baru menikah mungkin berpikirnya rumah yang sehat karena mungkin WFH, jadi perlu ada desain yang lebih enak dan sehat di rumah. Terus sirkulasi udara, supaya tidak membuat virus numpuk,” jelas Panangian saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/3/2022).

Fenomena ini yang juga menjadi penyebab mengapa pasar properti residensial saat ini banyak diisi oleh konsumen end-user, bukan investor.

Baca juga: Harga Rumah Terus Melambung, Apa Biang Keladinya?

Situasi ekonomi akibat persoalan kesehatan yang belum kembali normal membuat investor belum tertarik untuk kembali ke pasar properti, terlebih karena stok barang yang over supply.

“Jadi sekarang pasar dipenuhi oleh orang yang memiliki kebutuhan karena baru menikah atau pindah ke rumah yang lebih besar karena anaknya baru lahir. Jadi karena persoalan esensial, makanya kesehatan ditonjolkan, rumah pintar, cicilan yang lebih panjang dan segala macam yang bisa menarik perhatian konsumen end-user,” pungkas Panangian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aplikasi MLFF Cantas Belum Ada di Play Store, Ini Penjelasan Kementerian PUPR

Aplikasi MLFF Cantas Belum Ada di Play Store, Ini Penjelasan Kementerian PUPR

Berita
Potong Gaji Pekerja, Duit Iuran Tapera Bisa Dipakai Apa?

Potong Gaji Pekerja, Duit Iuran Tapera Bisa Dipakai Apa?

Berita
Kenaikan Harga Rumah Seken di Bogor Tertinggi di Jabodetabek dan Pulau Jawa

Kenaikan Harga Rumah Seken di Bogor Tertinggi di Jabodetabek dan Pulau Jawa

Berita
Basuki Buka Suara soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Basuki Buka Suara soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Berita
Prinsip yang Wajib Diterapkan Ketika Ingin Mendekorasi Rumah Minimalis

Prinsip yang Wajib Diterapkan Ketika Ingin Mendekorasi Rumah Minimalis

Tips
Ingat, Tak Bayar Tol MLFF Bisa Kena Denda Tarif sampai 10 Kali Lipat

Ingat, Tak Bayar Tol MLFF Bisa Kena Denda Tarif sampai 10 Kali Lipat

Berita
3 Rest Area Baru di Tol Trans-Sumatera Siap Tampung 319 Penyewa

3 Rest Area Baru di Tol Trans-Sumatera Siap Tampung 319 Penyewa

Berita
Bangun Mal di Makassar, Summarecon Rogoh Kocek Rp 500 Miliar

Bangun Mal di Makassar, Summarecon Rogoh Kocek Rp 500 Miliar

Ritel
Penjelasan Jokowi dan BP Tapera soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Penjelasan Jokowi dan BP Tapera soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
3 Rest Area di Tol Trans-Sumatera Siap Layani Pengguna, Progresnya Tembus 90 Persen

3 Rest Area di Tol Trans-Sumatera Siap Layani Pengguna, Progresnya Tembus 90 Persen

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Nihil Pemenang, Hasil Lelang Ulang Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi

Nihil Pemenang, Hasil Lelang Ulang Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi

Berita
Lalin Tol Palembang-Prabumulih Naik 2 Kali Lipat Selama Libur Panjang

Lalin Tol Palembang-Prabumulih Naik 2 Kali Lipat Selama Libur Panjang

Berita
[POPULER PROPERTI] Dua Ruas Tol Yogya-Bawen Kelar Kuartal I 2025

[POPULER PROPERTI] Dua Ruas Tol Yogya-Bawen Kelar Kuartal I 2025

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com