Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Rumah Terus Melambung, Apa Biang Keladinya?

Kompas.com - 28/02/2022, 17:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Viral sebuah utas di media sosial Twitter yang menyebutkan bahwa memaksakan diri untuk memiliki rumah merupakan konsep yang tidak sehat.

Cuitan tersebut dibagikan oleh akun Twitter @HELLOHONEBI pada 23 Februari 2022 silam pukul 10.06 WIB.

Pemilik akun beralasan, hal ini dikarenakan dengan harga rumah berukuran kecil saja telah melambung tinggi.

Hingga berita ini diturunkan, utas tersebut telah dicuit ulang oleh 3.749 orang, dikutip 1.339 orang, serta telah disukai oleh 18.600 pengguna.

Lantas, apakah faktor yang menyebabkan harga rumah melambung tinggi?

Untuk diketahui, saat ini saja rumah ukuran 45 meter persegi di Cileungsi sudah menyentuh angka Rp 800 jutaan, sementara di Depok Rp 1 miliaran.

Pengamat Properti sekaligus Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit merespons, hal ini disebabkan ketidakmampuan Pemerintah mengintervensi pasar.

"Jadi, kebijakan Pemerintah sejak zaman (Presiden) Soeharto itu pro (berpihak) ke pasar," tegas Panangian kepada Kompas.com, Senin (28/2/2022).

Artinya, Pemerintah terlalu membiarkan swasta membebaskan lahan begitu besar dengan konsep kota baru dan akhirnya membuat harganya melambung tinggi berkali-kali lipat.

Baca juga: Harga Rumah di Jabodetabek Naik, Ini Pemicunya

Dengan begitu, jumlah orang yang belum memiliki rumah terus bertumbuh karena ketidakmampuannya ditambah lagi dengan kenaikan penduduk di Indonesia setiap tahunnya.

Kondisi-kondisi ini akhirnya membuat Pemerintah tidak mampu menyelesaikan persoalan tersebut.

Sehingga, fenomena tersebut berimbas pada generasi milenial maupun generasi mendatang yang menjadi kesusahan dalam memiliki rumah.

Namun, apakah hal ini berhubungan dengan generasi baby boomers yang memperlakukan properti sebagai instrumen investasi?

Panangian menegaskan, hal ini hanyalah sebagian kecil saja dari faktor melambungnya harga rumah.

"Jadi, itu salah satu faktor kecil. Kalau mau dibilang baby boomers, generasi di mana pun di seluruh dunia itu menggunakan properti sebagai investasi," tambah dia.

Oleh karena itu, Panangian berpendapat, memperlakukan properti sebagai instrumen investasi adalah hal yang wajar bagi seluruh generasi.

"Itu sah-sah saja. Jadi, nggak ada urusannya dengan itu (harga rumah naik), bukan karena baby boomers," pungkas Panangian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com