Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak 2016 Tarif KRL Commuter Jabodetabek Tak Naik, Ada Rencana Penyesuaian

Kompas.com - 12/01/2022, 19:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah membahas rencana kenaikan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek, Rabu (12/01/2022).

Direktur Sarana Perhubungan Darat Kemenhub Risal Wasal mengatakan hingga saat ini telah dilakukan kajian terkait kemampuan membayar masyarakat atau ability to pay (ATR) dan willingness to pay (WTP) terhadap kenaikan tarif KRL Commuter tersebut.

"Saat ini, kami telah melakukan ATP WTP untuk mengetahui berapa besar kemampuan orang untuk bayar tiket KRL Commuter Jabodetabek. Setelah itu baru kami akan putuskan berapa kenaikannya," kata Risal dalam diskusi virtual bertajuk Pelayanan Baru dan Penyesuaian Tarif Commuter Line, Rabu (12/01/2022).

Baca juga: KAI dan Krakatau Steel Teken MoU Optimalisasi Baja dan Angkutan Kereta

Risal menjelaskan kenaikan tarif KRL Commuter Jabodetabek dilakukan untuk menyesuaikan dengan tarif moda transportasi lain seperti Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta.

"Jadi ada bandingannya, misal ada MRT Jakarta dan LRT Jakarta yang tarifnya jauh lebih tinggi dengan jarak jauh lebih dekat namun tarifnya jauh lebih mahal," jelasnya.

Hal ini akan menjadi pertanyaan masyarakat kalau terjadi gap yang cukup tinggi antara tiket KRL Commuter dengan MRT Jakarta dan LRT Jakarta.

Dia menyebut sejak tahun 2016 hingga saat ini, KRL Commuter juga belum pernah melakukan penyesuaian tarif. Hal itu pula yang menjadi alasan utamanya.

Selain itu, kenaikan tarif KRL Jabodetabek juga nantinya akan diikuti oleh peningkatan kualitas pelayanan.

Ke depan operator kereta harus dapat bersaing memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pengguna.

"Jadi ada harga ada barang. Makanya para operator harus mengedepankan dari sisi pelayanan. Dengan begitu masyarakat juga akan menilai bahwa kenaikan tarif ini wajar dan sesuai," ucap Risal.

Sementara itu, Direktur Operasi dan Pemasaran PT KCI Wawan Ariyanto mengatakan hingga kini, KRL Commuter memiliki total sebanyak 105 stasiun dengan tarif terendah sebesar Rp 3.000 dan tarif tertingginya Rp 13.000.

Rinciannya, pada tahun 2013 tarif KRL Commuter ditetapkan sebesar Rp 3.000 untuk lima stasiun pertama. Dan per tiga stasiun berikutnya sebesar Rp 1.000.

Tahun 2015 biayanya menjadi sebesar Rp 2.000 untuk 25 kilometer pertama dan setiap 10 kilometer berikutnya sebesar Rp 1.000.

Tahun 2016, tarif KRL Commuter menjadi Rp 3.000 untuk 25 kilometer pertama dan setiap 10 kilometer berikutnya sebesar Rp 1.000. Sementara ada skema tarif terjauh sebesar Rp 12.000.

Lalu tahun 2017, untuk 25 kilometer pertama sebesar Rp 3.000 dan setiap 10 kilometer berikutnya Rp 1.000 dengan tarif terjauh Rp 13.000.

Sementara tahun 2021, skema tarifnya yaitu sebesar Rp 3.000 untuk 25 kilometer pertama dan ditambah 1.000 untuk setiap 10 kilometer berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com