Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Lautan Sampah di Waduk Jatigede, Terbawa Aliran Air dari Hulu

Kompas.com - 18/12/2021, 13:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah masih menjadi permasalahan utama lingkungan. Selain tidak sedap dipandang, sampah juga menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Adapun pengelolaan sampah yang buruk bisa berdampak pada menumpuknya sampah di satu tempat, seperti yang terjadi di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Waduk yang baru beroperasi pada tahun 2017 tersebut dilaporkan dipenuhi oleh sampah organik maupun non-organik hingga menjadi lautan sampah.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (17/12/2021), kondisi sampah Waduk Jatigede yang tertutup sampah sangat luas dan mengkhawatirkan.

Baca juga: Lautan Sampah di Waduk Jatigede, Ini Solusi yang Diharapkan

Pendiri Wild Water Indonesia Michael Risdianto mengatakan, setidaknya 25 persen bagian dari total luas wilayah waduk yang telah tercemar, meskipun tidak seluruhnya tertutup rapat oleh sampah.

Meskipun begitu, sampah tetap tersebar di area lain dan semakin bergerak ke tengah, menuju area keramba ikan dan pulau-pulau kecil, misalnya Pasir Limus.

Terkait hal ini, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Airlangga Mardjono menjelaskan, penyebab menumpuknya sampah di Waduk Jatigede adalah karena sampah rumah tangga yang terbawa karena mengikuti aliran air dari hulu.

Untuk diketahui, waduk Jatigede berada di aliran Sungai Cimanuk dengan hulu berada di Gunung Halimun dan bermuara di Jatibarang, Indramayu.

"Oleh karena itu, alirannya melewati beberapa kawasan permukiman dan pusat-pusat perekonomian, seperti pasar dan lain sebagainya," jelas Airlangga atau yang kerap disapa Arie saat dihubungi Kompas.com.

Lebih lanjut, Arie memaparkan penanganan jangka pendek untuk saat ini terkait permasalahan tersebut adalah dengan mengoperasikan pintu air waduk.

"Jadi saat elevasi (ketinggian) tertentu pintunya dibuka sehingga terjadi aliran yang cepat ke hilir," tambah Arie.

Tujuan dari upaya di atas adalah untuk mengurai sampah sehingga nantinya akan diambil secara berkala dengan lebih efisien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com